Muncul Varian Baru COVID-19 R.1, Ahli Minta untuk Waspada

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Para peneliti telah mendeteksi strain baru COVID-19, yaitu varian R.1. Varian baru ini telah menimbulkan sejumlah kecil kasus COVID-19 di Amerika Serikat dan beberapa negara lain.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Meski belum disebut sebagai varian yang mengkhawatirkan, para ahli telah mendesak masyarakat untuk tetap waspada, karena bisa sangat menular.

Dilansir dari Times of India, Minggu, 26 September 2021, meskipun varian ini terdengar baru, namun R.1 pertama kali ditemukan tahun lalu di Jepang. Sejak saat itu, varian ini terdeteksi di sekitar 35 negara, termasuk Amerika Serikat.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Laporan terbaru menunjukkan, varian COVID-19 R.1 telah menginfeksi lebih dari 10 ribu orang di seluruh dunia. Laporan Mingguan Morbiditas dan Mortalitas dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), menemukan bahwa mutasi R.1 sudah terdeteksi di AS sejak April 2021 di sebuah panti jompo di daerah Kentucky, AS.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh CDC, 87 persen penghuni panti jompo yang sudah divaksin, cenderung tidak mengalami gejala dibandingkan individu yang belum divaksin. Saat ini, varian R.1 tidak terdaftar sebagai varian yang menjadi perhatian CDC.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Lalu, apakah varian ini lebih berbahaya?

Mengingat virus corona dapat bermutasi, varian R.1 juga merupakan strain virus dari Sars-CoV-2. Namun, varian yang berbeda mungkin memiliki potensi dan keterbatasan yang berbeda. Varian baru ini juga dapat memengaruhi orang secara berbeda.

Meski hingga saat ini, varian Delta dianggap sebagai varian yang paling berbahaya, namun ilmuwan tetap meminta kita untuk tetap waspada terhadap varian R.1 ini.

Sesuai laporan, selain menunjukkan kemampuan untuk menghindari perlindungan vaksin dan pengobatan antibodi monoklonal, varian R.1 tampaknya memiliki serangkaian mutasi unik yang dapat menyebabkan replikasi dan peningkatan transmisi.

Para ilmuwan percaya bahwa mutasi yang ada pada R.1, memberinya kemampuan untuk melampaui perlindungan antibodi pada orang yang telah divaksin COVID-19. Namun, meski varian baru terus muncul dan menjadi sumber kekhawatiran, varian Delta masih disebut sebagai strain yang paling dominan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya