Tukul Arwana Alami Perdarahan Otak, Bisakah Dicegah?

Tukul Arwana.
Sumber :
  • Instagram @tukul.arwanaofficial

VIVA – Pelawak Tukul Arwana tengah dirawat di rumah sakit lantaran dugaan kondisi perdarahan otak yang menimpanya. Sejatinya, pendarahan pada otak dapat dicegah dengan cara mencegah faktor risiko dan memeriksakan diri secara rutin ke dokter.

Tukul Arwana Masih Rutin Jalani Terapi, Anak Minta Doa

Diketahui, proses seseorang mengalami pendarahan pada otak dapat bervariasi. Dikatakan Dokter Spesialis Bedah Saraf Primaya Hospital Pasar Kemis, dr. Subrady Leo Soetjipto Soepodo, Sp.BS, jika seseorang sudah mengalami pendarahan pada otak, maka seseorang dapat mengalami hilang kesadaran, terjatuh tiba-tiba, atau tidak terbangun dari tidur

“Ada yang hitungannya hari, bulan, atau tahun. Tergantung dari orangnya sendiri apakah gejala-gejala yang dirasakan dianggap keluhan atau tidak. Semakin cepat seseorang mengenali gejala, maka semakin mudah diminimalisir pendarahan pada otak,” ujarnya dikutip dari keterangan pers Primaya Hospital, Senin, 27 September 2021.

Anak Ungkap Kondisi Terkini Tukul Arwana

Hal yang memicu pecah pembuluh darah

Ada pun penyebab pecah pembuluh darah antara lain ada kelainan di pembuluh darah seperti pembuluh darah keras atau aterosklerotik, pembuluh darah melebar atau aneurima, pembuluh darah yang bocor atau fistula.

Sadis! Suami Bakar Istri di Jayapura Gara-gara Sakit Stroke

Hal tersebut dapat terjadi karena adanya faktor risiko penyakit seperti darah tinggi, obesitas, kolesterol, diabetes melitus, asam urat, dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut jika tidak dikontrol secara rutin akan berakibat fatal yang berujung pada pendarahan pada otak.

Seseorang yang mengonsumsi obat-obatan psikotropika atau obat-obatan pengencer darah juga dapat memicu peningkatan tekanan darah dan berujung pada pendarahan pada otak.  Selain itu, faktor risiko umur juga menjadi salah satu pemicu.

"Kondisi tubuh seseorang yang lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh dibandingkan pada usia muda,” imbuhnya.

Deteksi dini sebagai pencegahan

Pada dasarnya, setiap orang dapat melakukan screening awal potensi penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah yang paling mudah yaitu mengecek tekanan darah melalui alat pengukur tekanan darah sesaat setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas.

Walaupun pendarahan terjadi di otak, namun masyarakat perlu memahami bahwa pemicu pendarahan di otak bisa berasal dari penyempitan atau pecahnya pembuluh darah di bagian tubuh lainnya seperti jantung, lengan, kaki, atau bagian tubuh lain.

“Bangun tidur sebelum beraktivitas adalah waktu yang paling tepat untuk menunjukkan tekanan darah dibandingkan setelah beraktivitas,” lanjutnya.

Dapatkah disembuhkan?

Untuk memastikan terjadinya gangguan otak akibat pecah pembuluh darah, dibutuhkan pemeriksaan imaging standar emas untuk perdarahan otak adalah CT Scan Otak, DSA, dan MRA. Untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami pendarahan pada otak, seorang dokter harus mengontrol kembali tekanan darah dan menyelamatkan organ yang ada di dalam tubuh seseorang.

"Kami memastikan agar pendarahan yang terjadi pada pasien dapat berhenti atau membeku agar tidak terjadi pendarahan besar,” imbuhnya.

Waktu atau durasi kesembuhan seseorang pasca pendarahan otak bervariasi, bergantung dari jumlah jaringan otak dapat diselamatkan. Pasien yang telah selesai dirawat di rumah sakit harus tetap melakukan rehabilitasi.

Proses penyembuhan bersifat bertahap dan tahapan penyembuhan antar pasien pun berbeda-beda bergantung dari organ tubuh yang mengalami gagal fungsi dan kondisi orang tersebut.

“Rehabilitasi bisa dilakukan mulai dari pemulihan kemampuan orang mengunyah, menelan, berjalan, berbicara, dan berbagai tahapan rehabilitasi lainnya. Bahkan, agar seseorang dapat kembali bekerja, pasien sebaiknya dapat berkonsultasi dengan dokter okupasi untuk mengetahui tahapan pemulihan yang tepat agar dapat kembali bekerja,” pesannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya