Hati-hati, Stres 2 Kali Lebih Berisiko Alami Serangan Jantung

Stres
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Stres tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tapi juga fisik. Jika tidak diatasi, stres dapat menimbukan risiko terkena penyakit, salah satunya serangan jantung. Benarkah demikian? 

Kenali Asuransi Kecelakaan Kerja dan Cara Mengklaimnya

Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP(K), FIHA, FAsCC, membenarkan hal tersebut. Bahkan dia mengungkap, orang yang stres berisiko 2 kali lipat mengalami serangan jantung. 

"Fakta (stres 2 kali berisiko serangan jantung). Secara hormonal, baik dari otak, kalau orang stres pasti tensinya naik, nadinya naik," ujarnya dalam tayangan prograsm Hidup Sehat tvOne, Rabu 29 September 2021. 

Simak, Begini Cara Kerja Manajer Investasi Reksa Dana

"Kalau orang-orang punya penyakit jantung koroner, kita bikin nadinya antara 50-60, kalo bisa rendah. Tensinya rendah, 110-120, supaya beban jantungnya tidak meningkat. Kalau kita stres, meningkat, banyak sekali orang-orang yang lagi stres, marah, tiba-tiba jatuh collaps, serangan jantung, itu bisa," sambung dia. 

Maka dari itu, dokter Ade menyarankan agar kita dapat mengelola stres, apalagi jika punya riwayat penyakit jantung. Lalu, bagaimana caranya mengelola stres agar tidak memicu serangan jantung? 

10 Kebiasaan yang Membuat Karyawan Bahagia di Tahun 2024 Menurut Analisis

"Biasanya orang punya hobi. Kita menjalankan hobi dengan baik. Paling gampang, kalau saya hobi sepeda atau main bola, itu bisa menghilangkan stres," kata dia. 

"Jadi, paling tidak dalam satu minggu, kita ada hari-hari di mana kita bisa berolahraga, lebih rileks. Misalnya jalan-jalan sama keluarga, itu juga mengurangi stres. Itu paling gampang," lanjutnya. 

Lebih lanjut, dokter Ade pun menjelaskan beberapa gejala yang dirasakan jika terkena penyakit jantung. Baik itu jantung koroner, ataupun serangan jantung. 

"Penyakit jantung itu banyak. Penyakit jantung koroner atau kardiovaskular ini adalah bagian kecil dari sakit jantung yang banyak. Pasien datang ke poliklinik atau emergency, itu dengan keluhan nyeri dada. Kemudian, yang kedua bisa sesak napas, atau berdebar-debar atau bahkan pingsan," ungkapnya. 

Namun menurut Ade, kejadian yang paling sering adalah serangan jantung. Lalu, apa ciri atau gejalanya? 

"Kalau serangan jantung, dia datang nyeri dada terus dia menjalar bisa ke kiri, ke punggung, kaya tercekik. Abis itu ada keringat dingin, kadang-kadang lemes dan itu sering terjadi. Dan harus cepat ke dokter," saran dia. 

Ade menuturkan, mengatasi faktor risiko sangat penting untuk mencegah penyakit jantung. 

"Jadi saya sarankan bapak ibu di rumah, kalau udah usia di atas 40 tahun, datang, kita check up deh," seru dr. Ade Meidian Ambari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya