Waspada 2 Tanda Galon Isi Ulang Bahaya Dipakai Kembali

Air kemasan galon guna ulang.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Galon isi ulang kerap menjadi pilihan masyarakat secara luas, baik di kelas bawah maupun menengah lantaran harganya yang terjangkau. Akan tetapi, galon isi ulang bisa berbahaya bagi tubuh khususnya kandungan bisphenol A alias BPA.

Ramai Soal Kandungan Bromat, Richard Lee Bela Gerald Vincent

BPA  merupakan bahan kimia industri yang telah digunakan untuk membuat plastik dan resin tertentu sejak 1950-an, termasuk pada galon isi ulang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa BPA dapat meresap ke dalam makanan atau minuman dari wadah yang dibuat dengan BPA. 

Untuk menghindari paparan BPA, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan POM, Dra. Rita Endang, Apt, M.Kes, menyebut masyarakat harus lebih waspada akan tampilan galon isi ulang miliknya. Sebab, beberapa kerusakan pada galon bisa memicu paparan BPA pada air yang dikonsumsi sehingga masuk ke dalam tubuh.

Heboh! Ada Kandungan Bromat Penyebab Kanker di Air Minum Kemasan, Benarkah?

Hal paling utama adalah melihat secara kasat mata pada tampilan galon isi ulang. Apabila sudah tak jernih dan terdapat goresan, patut diwaspadai paparan BPA dan sebaiknya tak lagi digunakan.

"Tidak ada ketentuan jelas tapi masyarakat bisa menilai adalah dengan penampakan galon. Pertama, pastikan bentuk galon masih bentuk jernih, tidak kusam dan tergores. Karena salah satu pencetus migrasi (BPA) adanya goresan-goresan," ujarnya dalam acara virtual bersama YLKI, Rabu 6 Oktober 2021.

Dianggap Menambah Masalah Sampah Plastik, Tanggung Jawab Galon Sekali Pakai Dipertanyakan

Migrasi zat-zat BPA bisa mencemari air isi ulang dan akhirnya masuk ke tubuh sehingga berisiko pada penyakit berbahaya jika dikonsumsi bertahun-tahun. Selain itu, kondisi galon isi ulang juga berisiko terpapar zat BPA apabila tak dibersihkan dengan baik.

"Penyebabnya dari proses membersihkan galon tersebut. Pastikan pencucian galon kemasan dilakukan dengan cara baik, dibilas dan dikeringkan agar tidak ada residu deterjen karena ini pencetus migrasi BPA," tuturnya.

Ada pun dikutip dari Mayo Clinic, BPA ditemukan dalam plastik polikarbonat dan resin epoksi. Plastik polikarbonat sering digunakan dalam wadah yang menyimpan makanan dan minuman, seperti botol air. Mereka juga dapat digunakan dalam barang-barang konsumsi lainnya.

Resin epoksi digunakan untuk melapisi bagian dalam produk logam, seperti kaleng makanan, tutup botol, dan saluran pasokan air. Beberapa sealant dan komposit gigi juga mungkin mengandung BPA.

Paparan BPA menjadi perhatian karena kemungkinan efek kesehatan pada otak dan kelenjar prostat janin, bayi, dan anak-anak. Hal ini juga dapat memengaruhi perilaku anak. Penelitian tambahan menunjukkan kemungkinan hubungan antara BPA dan peningkatan tekanan darah, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya