Orang dengan Gangguan Kekebalan Tubuh Disarankan WHO Suntik Booster

Ilustrasi suntik vaksin
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar orang yang memiliki gangguan kekebalan bisa diberikan vaksin booster COVID-19. Hal ini karena risiko infeksi terobosan yang lebih tinggi setelah mendapatkan vaksinasi standar (dua kali vaksinasi COVID-19).

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Kelompok Ahli Penasihat Strategis tentang imunisasi mengatakan, dosis tambahan harus ditawarkan. Hal ini sebagai bagian dari seri primer yang diperpanjang karena individu-individu ini cenderung tidak merespons secara memadai terhadap vaksinasi, mengikuti seri vaksin primer standar dan berisiko tinggi terhadap COVID-19 yang parah. 

"Rekomendasinya adalah untuk vaksinasi ketiga, vaksinasi tambahan dalam seri primer dan didasarkan pada bukti yang menunjukkan bahwa imunogenisitas dan bukti tentang infeksi terobosan sangat tidak proporsional diwakili oleh orang-orang itu," kata Direktur vaksin WHO Kate O'Brien, mengacu pada orang-orang dengan kekebalan yang lebih rendah karena kondisi lain, mengatakan dalam jumpa pers Senin 11 Oktober 2021 seperti dikutip dari laman Asiaone.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Logo WHO.

Photo :
  • WHO

Panel juga merekomendasikan agar orang yang berusia di atas 60 tahun menerima dosis tambahan dari suntikan yang dibuat oleh pembuat vaksin China Sinopharm dan Sinovac. Hal itu dilakukan sekitar satu hingga tiga bulan setelah mendapatkan vaksinasi lengkap. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Mengutip bukti dalam penelitian di Amerika Latin, vaksin terhadap orang lanjut usia atau lansia berkinerja kurang baik dari waktu ke waktu.

"Data pengamatan pada suntikan Sinopharm dan Sinovac dengan jelas menunjukkan bahwa pada kelompok usia yang lebih tua ... vaksin bekerja kurang baik setelah dua dosis", kata sekretaris panel ahli independen, Joachim Hombach, yang mengadakan pertemuan tertutup selama lima hari minggu lalu. 

Joachim juga menjelaskan, pihaknya juga tahu penambahan dosis ketiga atau pindah ke jadwal dua tambah satu memberikan respons (kekebalan) yang kuat. 

"Jadi kami berharap dari sana perlindungan yang jauh lebih baik," katanya.

Otoritas kesehatan yang menggunakan vaksin Sinopharm dan Sinovac harus bertujuan untuk memaksimalkan cakupan dua dosis pada populasi yang lebih tua dan kemudian memberikan dosis ketiga, kata panel tersebut.

Kelompok Sage, yang terdiri dari para ahli independen yang membuat kebijakan tetapi bukan rekomendasi peraturan, akan meninjau semua data global tentang suntikan pendorong dalam pertemuan 11 November. Di tengah pertanyaan tentang varian dan potensi berkurangnya kekebalan, kata O'Brien. Dia menjelaskan, saat ini sekitar 3,5 miliar dosis vaksin COVID-19 telah diberikan vaksin COVID-19.

Ilustrasi vaksin COVID-19

Photo :
  • Times of India

Diperkirakan 1,5 miliar dosis tersedia secara global setiap bulan, cukup untuk memenuhi target vaksinasi 40 persen dari populasi masing-masing negara pada akhir tahun, tetapi distribusinya tidak merata, tambahnya.

"Memberikan dosis booster itu kepada individu yang telah mendapat manfaat dari respons primer seperti mengenakan dua jaket pelampung pada seseorang dan membiarkan orang lain tanpa jaket pelampung. Dalam hal ini kita berbicara tentang mendapatkan jaket pelampung pertama ke orang-orang yang memiliki kondisi immunocompromising," kata dia.

Herd Immunity

Untuk diketahui, hingga saat ini virus COVID-19 masih ada di sekitar kita termasuk di Indonesia. Maka dari itu penting bagi masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan, dengan menerapkan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas).

Dengan menerapkan protokol kesehatan diharapkan masyarakat dapat melindungi diri dan orang lain dari paparan COVID-19. Selain itu, pemerintah saat ini juga telah menjalankan vaksinasi COVID-19. 

Program vaksinasi juga menjadi salah satu langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia. Vaksinasi COVID-19 dilakukan agar terbentuk herd immunity (kekebalan kelompok) secara cepat.

Dengan herd immunity diharapkan bisa melindungi masyarakat dari kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Herd Immunity sendiri bisa dicapai melalui dua cara yakni secara alami dan buatan. Herd immunity yang dibentuk secara alami terjadi ketika kita menjadi kebal terhadap penyakit tertentu setelah tertular.

Hal ini memicu sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi terhadap kuman yang menyebabkan infeksi di dalam diri kita. Antibodi seperti pengawal khusus yang hanya mengenali kuman tertentu. Jika kita kembali terinfeksi, antibodi yang menangani kuman sebelumnya bisa menyerang penyebab infeksi tersebut sebelum menyebar dan membuat kita jatuh sakit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya