Campuran Obat Antibodi COVID-19 AZ Diklaim Kurangi Risiko Keparahan

Ilustrasi obat COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Perusahaan AstraZeneca menyebut studi tahap akhir terapi eksperimental melalui koktail (campuran) obat antibodi COVID-19 telah terbukti bekerja mencegah terjadinya infeksi, serta terbukti menyelamatkan nyawa dan mencegah penyakit parah.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Dalam studi ini, diketahui manfaat dari terapi koktail itu dapat sebagai pengobatan dalam waktu seminggu setelah gejala pertama muncul.

Obat kombinasi dua antibodi yang disebut AZD7442 itu diketahui mengurangi risiko COVID-19 parah atau kematian hingga 50 persen pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, yang memiliki gejala selama tujuh hari atau kurang, kata perusahaan itu, Senin, 11 Oktober 2021.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Pengurangan risiko bahkan lebih baik pada pasien yang memulai terapi hanya dalam lima hari dari gejala awal dan terbukti mencegah kerusakan pada pasien dengan penyakit ringan ketika diberikan segera setelah diagnosis.

Eksekutif AstraZeneca, Mene Pangalos mengatakan bahwa hasil pengobatan akan menggarisbawahi potensi penggunaan obat tersebut di masa depan sebagai pencegahan non-vaksin.

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

"Jika dan ketika ini disetujui, itu akan digunakan dalam pengaturan pengobatan juga. Tetapi pembeda sebenarnya untuk antibodi ini adalah dalam pengaturan profilaksis," katanya seperti dikutip dari laman Asia One, Rabu, 13 Oktober 2021.

Penggunaan darurat

Ilustrasi obat/vitamin.

Photo :
  • Freepik

Di sisi lain, AstraZeneca, yang vaksin COVID-19-nya telah digunakan secara luas di seluruh dunia, meminta regulator AS pekan lalu untuk memberikan otorisasi penggunaan darurat untuk AZD7442 sebagai upaya pencegahan.

Dengan demikian, obat ini dirancang untuk melindungi orang yang tidak memiliki respons kekebalan yang cukup kuat terhadap vaksin, terutama mereka yang telah menerima transplantasi organ atau yang sedang dalam perawatan kanker.

Jika izin pasar penuh diperoleh setelah persetujuan darurat, pasar dapat melebar, misalnya, untuk memasukkan awak dan penumpang kapal pesiar, kata Pangalos.

"Anda bisa mengatakan hal yang sama untuk orang yang tidak ingin divaksinasi tetapi menginginkan antibodi," tambahnya.

AstraZeneca mengatakan sedang mengirimkan data pengobatan baru pada AZD7442 ke regulator kesehatan global.

Untuk diketahui, uji coba koktail antibodi COVID-19 ini berlangsung di 13 negara dan melibatkan lebih dari 900 peserta dewasa, 90 persen di antaranya menderita kondisi yang membuat mereka sangat rentan terhadap COVID-19, seperti kanker dan diabetes.

Setengahnya menerima AZD7442 dan sisanya plasebo. Hasil uji coba lengkap akan diserahkan untuk dipublikasikan dalam jurnal peer review, kata AstraZeneca.

AZD7442 mengandung antibodi buatan laboratorium yang dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan untuk menahan virus jika terjadi infeksi.

Sebaliknya, vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk mengembangkan antibodi yang ditargetkan dan sel penangkal infeksi.

Sementara hasil mencakup penggunaan AZD7442 pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, percobaan terpisah juga mempelajari penggunaannya sebagai pengobatan untuk pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit.

Terapi serupa

Ilustrasi Tes Covid-19 Lewat Air Liur.

Photo :
  • Pexels

Terapi serupa yang dibuat dengan kelas obat yang disebut antibodi monoklonal sedang dikembangkan oleh Regeneron, Eli Lilly dan GlaxoSmithKline dengan mitra Vir. Terapi ini disetujui untuk penggunaan darurat di ASuntuk mengobati COVID-19 ringan hingga sedang.

Terapi Regeneron menunjukkan 72 persen perlindungan terhadap infeksi simtomatik pada minggu pertama, dan 93 persen setelah itu.

GSK-Vir menunjukkan penurunan 79 persen dalam risiko rawat inap atau kematian karena sebab apa pun. Sementara terapi Eli Lilly menunjukkan penurunan viral load 70 persen pada hari ketujuh dibandingkan dengan plasebo.

Merck & Co Inc, pada gilirannya, menekankan kenyamanan penggunaan tablet anti COVID-19, yang mengurangi risiko harus dirawat di rumah sakit atau meninggal hingga 50 persen, dalam uji coba pasien tahap awal yang memiliki setidaknya satu faktor risiko. Merck, bekerja sama dengan Ridgeback Biotherapeutics, pada hari Senin mengajukan izin darurat AS untuk obat oral.

Untuk diketahui, meski Indonesia sudah kedatangan vaksin, penting bagi masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, mengingat hingga saat ini virus COVID-19 masih ada di sekitar kita.

Tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas). Dengan menerapkan protokol kesehatan diharapkan masyarakat dapat melindungi diri dan orang lain dari paparan COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya