Bahaya Alergi Susu Sapi Picu Stunting, Dokter Anjurkan Deteksi Dini

Susu sapi
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Anak hebat dan sehat menjadi dambaan setiap orangtua yang tentunya dibantu dengan asupan nutrisi seimbang. Akan tetapi, masih banyak orangtua yang belum memahami masalah alergi susu sapi pada anak yang berakibat pada stunting. Lantas, bisakah dideteksi sejak dini?

Dokter spesialis anak konsultan gastro hepatologi dr. Frieda Handayani, Sp.A (K)., menjelaskan, masalah pada sistem pencernaan anak cukup beragam mulai dari kolik, konstipasi hingga alergi. Pada kasus alergi, kerap kali pada anak usia bawah 6 bulan mengalami alergi pada susu sapi.

Hal ini kerap tak disadari para orangtua baru lantaran belum memahami gejalanya. Akibatnya, gejala bisa menjadi lebih berat dan menjadikan anak mengalami nutrisi tak seimbang sehingga memicu stunting.

"Bila anak mengalami alergi susu sapi yang berat sampai menimbulkan anemia, BAB darah yang terus-menerus, signifikan. Kemudian juga ada kebocoran protein dari usus, tentu dapat membuat anak mengalami gangguan tumbuh kembang yang kronik dan jangka panjang hingga bisa menyebabkan stunting," ujar dokter Frieda dalam acara virtual bertajuk Gejala Alergi Saluran Cerna VS Gangguan Saluran Cerna Fungsional: Cara Membedakannya bersama Danone Indonesia, Rabu 13 Oktober 2021.

Cegah stunting

Photo :
  • vstory

Salah satu gejalanya dan cukup ringan adalah konstipasi yang dialami anak dalam waktu lama. Menurut dokter Frieda, persentase anak yang alergi susu sapi dengan gejala berat sangat sedikit, sekitar 1 sampai 2 persen.

"Kebanyakan alergi susu sapi masuk ke dalam gejala ringan, sedang," imbuhnya.

Deteksi Dini
Tetapi, jika gejala ringan dibiarkan maka bisa berdampak berat. Untuk itu, orangtua yang melihat si kecil alami konstipasi sebaiknya coba menghentikan asupan protein sapi dalam pola makannya selama 2-4 minggu untuk melihat kondisinya.

Apabila saat diberikan protein susu sapi, anak kembali konstipasi, maka bisa dipastikan anak alergi susu sapi.

Gandeng USAID, Freeport Indonesia Siapkan US$3,53 Juta 'Perangi' Stunting di Papua

Deteksi dini juga bisa dilakukan melalui inovasi berupa alat deteksi digital untuk membedakan gejala alergi dan gejala saluran cerna fungsional (FGID) pada si Kecil oleh Danone Specialized Nutrition Indonesia. Dengan begitu, orangtua mampu mendeteksi dini dalam membedakan gangguan pencernaan pada anak.

"Kami menghadirkan Allergy-Tummy Checker untuk mempermudah orangtua dalam membedakan gejala gangguan saluran cerna yang disebabkan oleh alergi atau hanya gangguan saluran cerna biasa," ujar Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin.

Dana Program Stunting di Banjarmasin Diduga Berasal dari Pungli 27 Puskesmas

Pencegahan Stunting
Usai mendeteksi adanya alergi susu sapi pada anak, orangtua tak perlu khawatir. Protein sapi bisa tetap diberikan sebagai langkah pencegah stunting seperti memberikan fermentasi kalsium, vitamin D3, juga fosfor dari makanan lain dengan diukur berdasarkan angka kecukupan gizi.

Ibu yang masih memberi ASI eksklusif juga bisa mengonsumsi makanan kaya protein agar anak tetap memdapat gizi seimbang.

Terpopuler: Seks di Pagi Hari untuk Dapat Keturunan hingga Negara Termurah Buat Dikunjungi

Sementara pada anak yang sudah memulai makanan pendamping asi atau MPASI, orangtua bisa memasukkan sumber makanan yang mengandung kalsium, fosfor, magnesium, zat besi, dan vitamin D3 melalui suplemen juga makanan dari buah, sayur, dan daging. 

"Jadi masih banyak cara agar anak dapat tetap terpenuhi kebutuhan nutrisi. Yang utama tetap ASI memang yang terbaik, tidak ada yang bisa menggantikan," ucapnya.

Ilustrasi wanita tidur digangu jin atau setan

Tidur dengan AC Menyala? Hati-hati 6 Masalah Kesehatan Ini Mengintai

Tidur dengan AC menyala dapat memberikan kenyamanan di malam hari, namun sayangnya ini juga dapat menimbulkan risiko kesehatan tertentu jika tidak digunakan dengan tepat.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024