Ragam Aktivitas Ini Bikin Happy dan Sehat saat Pandemi, Apa Saja?

Ilustrasi memasak dan memanaskan makanan.
Sumber :
  • Pexels/Martin Lopez

VIVA – Pandemi COVID-19 membuat tingkat kepercayaan diri terhadap kesehatan menurun. Merujuk pada hasil Asia Pacific Health Inertia Survey 2021, 63 persen konsumen di Indonesia mengatakan bahwa kesehatan fisik mereka saat ini kurang ideal.

Gejala Asam Urat yang Wajib Diwaspadai oleh Banyak Orang, Bisa Sebabkan Masalah Serius

Mengutip data Herbalife Nutrition yang kembali merilis sejumlah temuan dari hasil survei bertajuk ‘Asia Pacific Health Inertia Survey 2021’, tak hanya soal kesehatan fisik yang ideal, dalam survei ketika ditanya tentang kondisi kesehatan mental, 60 persen responden juga merasa kurang ideal.

Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan pandemi ini telah berdampak di berbagai kehidupan kehidupan masyarakat. Tak terkecuali kepada bagaimana masyarakat mengelola kesehatannya.

5 Cara Detoks Pikiran untuk Mencegah Stres Makin Parah, Salah Satunya Meditasi

"Ada kesadaran tinggi terhadap peran penting dari berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, dan dukungan lingkungan dan komunitas dalam mencapai kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan," ujar Andam dalam keterangannya, Kamis, 21 Oktober.

Bagi mereka yang mengalami penurunan kesehatan fisik dalam 12 bulan terakhir, 69 persen responden di Indonesia mengaitkan hal ini dengan kurangnya aktivitas fisik. Diikuti dengan banyak mengonsumsi makanan yang tidak sehat (42 persen).

Belimbing Wuluh Ternyata Punya Banyak Manfaat untuk Tubuh, Ini Daftarnya

Ketika bicara tentang penurunan kesehatan mental, alasan utama adalah stres akibat pekerjaan yang terdampak situasi ekonomi yang tidak menentu (70 persen), kurangnya aktivitas di luar (61 persen) dan akibat lebih sering tinggal di rumah karena pembatasan mobilitas (60 persen).

Sementara responden yang mengalami peningkatan kesehatan fisik dan mental, faktor yang berperan pada responden di Indonesia secara umum adalah mengonsumsi makanan yang lebih sehat, mendapatkan pengaruh positif dari keluarga dan teman, lebih banyak waktu untuk pribadi, serta banyak meluangkan waktu untuk beristirahat dan melakukan aktivitas olahraga.

"Hasil Asia Pacific Health Inertia Survey 2021 menunjukkan kepada kami bahwa pentingnya memotivasi masyarakat untuk mendapatkan kembali kesehatan yang diinginkan. Kami perlu terus memperkuat komitmen untuk mendorong masyarakat menerapkan gaya hidup sehat yang aktif dengan didukung nutrisi seimbang. Komitmen ini kami mulai dengan menyelenggarakan Herbalife Nutrition Virtual Run 2021 dan progam kampanye ‘Get Moving With Good Nutrition’," beber Andam.

Tujuan aktivitas tersebut, kata Andam, tentunya untuk menginspirasi masyarakat agar mengadaptasi gaya hidup sehat dan aktif, serta mendorong komunitas agar saling mendukung dalam meningkatkan aktivitas gaya hidup sehat. Lantas, apa saja pola hidup sehat yang dijalani?

1. Meningkatnya kesadaran konsumsi makanan sehat dan Olahraga

ilustrasi makanan sehat.

Photo :
  • Pixabay/Pexels

Meskipun sebagian besar konsumen Indonesia beranggapan bahwa kondisi kesehatan mereka saat ini kurang ideal, namun banyak di antara mereka yang telah mengambil inisiatif untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat dan lebih sering berolahraga.

Merujuk pada hasil survei, 75 persen konsumen di Indonesia mengatakan bahwa selama pandemi, mereka mulai mengonsumsi makanan yang lebih sehat.

Sedangkan responden, yang selama pandemi cenderung mengonsumsi makanan yang tidak sehat memberikan beberapa alasan, seperti 64 persen menyatakan bahwa akses untuk mendapatkan makanan yang tidak sehat lebih mudah dibanding makanan sehat.

Selain itu, 58 persen menyatakan bahwa kurangnya motivasi dari keluarga atau lingkungan sekitar untuk memperbanyak konsumsi makanan sehat selama pandemi.

Survei ini juga mengungkap bahwa 64 persen konsumen di Indonesia mulai lebih sering berolahraga selama pandemi.

Bagi mereka yang jarang berolahraga selama pandemi, sebagian besar mengaku berolahraga kurang dari 1 hingga 3 hari per minggu, dengan alasan utama yaitu kurangnya motivasi, kurangnya ruang di rumah untuk melakukan olahraga, dan keterbatasan untuk mengakses gym dan pusat kebugaran.

2. Teknologi menjadi kunci dalam gaya hidup sehat dan sktif

Ilustrasi konten digital/media sosial.

Photo :
  • Freepik

Dengan gelombang digital yang melanda negara-negara di Asia Pasifik, teknologi dan media sosial juga memainkan peran yang lebih penting dalam mendukung gaya hidup sehat dan aktif.

Saat ini, konsumen di Indonesia menggunakan alat teknologi seperti video dan kelas kebugaran virtual yang tersedia untuk umum (57 persen), pelacak kebugaran (37 persen), aplikasi nutrisi (31 persen), serta aplikasi kebugaran dan olahraga (28 persen) untuk mendukung pola hidup sehat mereka.

Sementara responden di Indonesia lebih cenderung menyatakan bahwa media sosial memiliki pengaruh positif (45 persen) pada kesehatan mental mereka daripada pengaruh negatif (13 persen). Mereka yang menjadikan media sosial memiliki efek positif umumnya menggunakan media sosial untuk:

-Membaca konten inspiratif/motivasi (71 persen)

-Melihat konten lucu/ringan (70 persen)

-Inspirasi/motivasi dari influencer media sosial (63 persen)

3. Tekad memulai gaya hidup sehat dan aktif

Ilustrasi berolahraga/olahraga/berkeringat.

Photo :
  • Freepik/svetlanasokolova

Ketika ditanya tentang rencana mereka untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat dan aktif dalam 12 bulan ke depan, sebagian besar konsumen di Indonesia (99 persen) mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat, sementara 90 persen juga berencana untuk lebih sering berolahraga.

Langkah-langkah yang akan mereka ambil untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat, di antaranya:

-Minum air lebih banyak (79 persen)

-Memasukkan lebih banyak buah dan sayuran ke dalam menu makanan (72 persen)

-Memastikan makanan nutrisi yang seimbang (61 persen)

Tindakan utama yang akan mereka ambil untuk berolahraga, di antaranya:

-Menyusun jadwal olahraga secara teratur (72 persen)

-Membeli peralatan olahraga untuk berolahraga di rumah (45 persen)

-Mempengaruhi keluarga dan teman untuk berolahraga bersama secara fisik atau virtual (44 persen)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya