Konsumsi Ikan Kembung & Teri Ampuh Cegah Depresi saat Pandemi

Ikan kembung.
Sumber :
  • IPB

VIVA – Ikan menjadi salah satu sumber protein yang baik untuk dikonsumsi lantaran tinggi nutrisi dan rendah lemak jenuh. Sayangnya, masih banyak yang belum memahami pentingnya mengonsumsi ikan untuk kebugaran tubuh, khususnya di tengah pandemi.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Salah satu temuan dari hasil survei yang bertajuk Asia Pacific Health Inertia Survey 2021 mengungkap bahwa 63 persen konsumen di Indonesia mengatakan kesehatan fisik mereka saat ini kurang ideal.

Bahkan, ketika ditanya tentang kondisi kesehatan mental 60 persen responden juga merasa kurang ideal. 

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

Sementara itu, ketika ditanya tentang rencana mereka untuk menerapkan kebiasaan hidup sehat dan aktif dalam 12 bulan ke depan, sebagian besar konsumen di Indonesia (99 persen) mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengonsumsi makanan yang lebih sehat, sementara 90 persen juga berencana untuk lebih sering berolahraga.

Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi mengatakan hasil survei ini ditujukan untuk mengkaji dampak pandemi terhadap kesehatan mental dan fisik konsumen di Asia Pasifik selama setahun terakhir, serta sikap dan perilaku mereka terhadap peningkatan kesejahteraan mereka. 

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

"Maka perlunya kesadaran tinggi terhadap peran penting dari berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, serta dukungan lingkungan dan komunitas dalam mencapai kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan," imbuhnya.

Untuk mengonsumsi makanan sehat sendiri, anggota Nutrition Advisory Board (NAB) atau Dewan Penasihat Nutrisi yang pertama dari Indonesia, Dr. Rimbawan (Ph.D) menyebut ikan dapat membantu memenuhi kebutuhan protein. Biasanya, ikan salmon menjadi salah satu jenis ikan yang tinggi protein.

Namun, tak dimungkiri harganya sangat mahal dan sulit terjangkau. Maka dari itu, Rimbawan memberikan beberapa pilihan ikan lokal dengan sumber protein yang tak kalah dari ikan salmon, apa saja?

"Ikan semakin berada di laut biasanya lemak tinggi. Tapi lemak baik karena banyak plankton untuk sintetis asam-asam lemak tidak jenuh. Kalau kemudian harus pikir ulang soal harga, saya sarankan ikan lain seperti kembung. Ikan kembung 100 gram mengandung omega 3 ada 2,2 gram," imbuhnya.

Dibanding salmon, dalam 100 gram hanya mengandung 1,6 gram omega 3. Jika ingin pilihan ikan lain yang kaya omega 3, bisa memilih teri dan tongkol yang tentunya harga jauh lebih murah dan mudah didapat.

"Ikan tongkol sedikit lebih rendah dibanding kembung yaitu omega 3 sebesar 1,5 gram. Lalu, ikan teri sebesar 1,4 gram omega 3," imbuhnya.

Lantas, apa sih manfaat omega 3 di dalam ikan? Berikut rangkumannya dari laman Healthline.

Depresi
Depresi adalah salah satu gangguan mental yang paling umum di dunia. Gejalanya meliputi kesedihan, kelesuan, dan kehilangan minat dalam hidup.

Kecemasan, juga gangguan umum, ditandai dengan kekhawatiran dan kegugupan yang konstan. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi omega-3 secara teratur cenderung tidak mengalami depresi.

Mata
DHA, sejenis omega-3, adalah komponen struktural utama retina mata Anda. Ketika Anda tidak mendapatkan cukup DHA, masalah penglihatan mungkin muncul. 

Otak
Omega-3 sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan otak pada bayi. DHA menyumbang 40% dari asam lemak tak jenuh ganda di otak Anda dan 60% di retina mata Anda.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika bayi yang diberi susu formula yang diperkaya DHA memiliki penglihatan yang lebih baik daripada bayi yang tidak diberi susu formula (17).

Mendapatkan cukup omega-3 selama kehamilan dikaitkan dengan banyak manfaat bagi anak Anda, termasuk:

• Kecerdasan yang lebih tinggi
• Keterampilan komunikasi dan sosial yang lebih baik
• Lebih sedikit masalah perilaku
• Penurunan risiko keterlambatan perkembangan
• Penurunan risiko ADHD, autisme, dan cerebral palsy

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya