Penderita Paru-paru Hindari Aromaterapi Seperti Ini

Aromaterapi
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Aromaterapi banyak disukai orang. Tak sedikit yang meletakkanya di dalam kamar atau ruangan lainnya untuk menimbulkan perasaan tenang dan mengubah mood menjadi lebih baik. 

Indonesia Peringkat Kedua, Negara dengan Kasus Terbanyak TB di Dunia

Ada berbagai jenis aromaterapi yang beredar di pasaran, antara lain, diffuser atau yang diuapkan, dioleskan langsung ke kulit, atau berupa lilin yang dibakar. 

Meski bermanfaat, tapi orang-orang yang memiliki gangguan pada paru-paru hendaknya berhati-hati. Terutama dengan jenis aromaterapi yang dibakar, yang berbentuk dupa atau lilin. Kenapa? 

Lagi, SYL Minta Pindah Karena Oksigen di Rutan KPK Kurang: Paru-paru Saya Setengah

Dokter Spesialis paru, dr. Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K), MPd.Ked, menjelaskan, hasil dari pembakaraan aromaterapi akan mengeluarkan asap dan terdapat bahan-bahan polutan di dalamnya. Lalu, apa efeknya? 

"Itu dia bisa memengaruhi pernapasan untuk orang-orang yang rentan," ujarnya dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Jumat 19 November 2021. 

Ada Kabar Baik untuk Pasien Kanker Paru-paru

Dokter Feni menambahkan, bagi orang-orang yang tidak memiliki masalah kesehatan, penggunaan aromaterapi relatif aman. Tapi, tidak bagi penderita gangguan pernapasan. 

"Tapi untuk orang yang punya gangguan pernapasan, seperti orang yang punya riwayat asma, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik), pada keluhan batuk kronik, atau gangguan paru kronik lainnya, itu perlu berhati-hati," kata dia. 

Menurut Feni, asap pembakaran dari dupa atau lilin aromaterapi bisa menjadi bahan yang menyebabkan iritasi di saluran napas, sehingga keluhan pernapasan bisa menjadi lebih buruk. 

"Yang asma sesaknya bisa bertambah, sehingga alih-alih mendapat rasa nyaman yang timbul adalah keluhan pernapasan yang makin menjadi lebih buruk," tutur dr. Feni Fitriani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya