Riset Kesehatan Dibutuhkan, Jumlah Peneliti Indonesia Masih Rendah

Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Program Indonesia MIRAH (Medical Innovation and Research Award in Health) 2021 digelar perdana tahun ini dengan mengusung tema ‘Peran Riset dan Inovasi Dokter Indonesia dalam Menyongsong Era Transformasi Kesehatan'.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Program yang diinisiasi oleh Unilever Indonesia bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini bertujuan untuk mengembangkan iklim penelitian bagi dokter dan mahasiswa kedokteran di Indonesia, sekaligus mendukung target transformasi kesehatan yang diusung pemerintah melalui Kementerian Kesehatan.

Urgensi menumbuhkan iklim penelitian ini dipertegas oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Dr. Daeng M. Faqih, SH., MH,. Daeng menjelaskan saat ini, jumlah peneliti kesehatan di Indonesia masih tergolong rendah. Padahal, berbagai riset dan penelitian di bidang kesehatan tentu sangatlah dibutuhkan, mengingat sebuah kebijakan akan tepat diputuskan jika didasari atas suatu penelitian.

Keluarga Tegaskan Lettu Agam Tak Pernah Lakukan Kekerasan Fisik ke Istrinya

“Inilah mengapa, bersama Unilever, pihaknya berusaha untuk membangun budaya riset dan penelitian terkait kesehatan di tengah para dokter dan mahasiswa kedokteran di Indonesia, agar kelak tercipta berbagai inovasi bermanfaat, sebagai modal penting memasuki era transformasi kesehatan,” kata Daeng seperti dikutip dari keterangan resminya.

Di sisi lain, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan Kementerian Kesehatan menerapkan 6 pilar transformasi, di mana salah satu pilar layanan primer adalah kampanye promosi kesehatan. Kolaborasi dari berbagai pihak mutlak diperlukan, dalam rangka promosi kesehatan dan mempercepat pencapaian target pembagunan kesehatan di Indonesia.

Begini Penampakan Mengerikan Belut Besar yang Ditemukan Hidup di dalam Perut Seorang Pria

“Tak kalah penting adalah pengendalian faktor risiko penyakit, yang tentu erat kaitannya dengan peran riset dan inovasi. Saya sangat mengapresiasi Lembaga Riset IDI dan Unilever, yang menyelenggarakan proses penghargaan Indonesia Medical Innovation Research in Health 2021. Semoga acara ini semakin memantapkan komitmen dan tekad kita untuk mencapai Indonesia emas 2045, sehingga Bangsa Indonesia dapat meraih derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,” kata Menkes.

Direktur Beauty and Personal Care Unilever Indonesia, Ainul Yaqin, menjelaskan untuk  mendukung target transformasi kesehatan yang diusung Kementerian Kesehatan, pihaknya berkolaborasi dengan Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia menginisiasi program Indonesia MIRAH 2021, yang bertujuan untuk mendorong dan mengembangkan iklim penelitian dan inovasi kesehatan bagi dokter di Indonesia, termasuk pencegahan dan pengendalian COVID-19

Dalam program yang digelar sejak Juni lalu setidaknya sudah ada 70 proposal penelitian dan tulis ilmiah diajukan, dengan membahas beragam ide terkait inovasi kesehatan – mulai dari pengaruh pemberian prebiotik terhadap penderita skizofrenia, efektivitas sambiloto sebagai antiinflamasi, hingga penelitian terkait efektivitas obat kumur terhadap mutasi Virus Sars-Cov-2.

Dari situ, sebanyak 5 proposal penelitian dan 10 karya tulis ilmiah terpilih, dan berhak mendapatkan dukungan dana riset dan apresiasi, dengan total penghargaan sebesar Rp250.000.000.

“Pemenang penghargaan kami pilih berdasarkan daya tarik ide, kualitas penulisan, serta dampak dari penelitian terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat. Kami sangat mengapresiasi berbagai proposal penelitian dan karya tulis yang telah dibuat, dan tentunya sangat bermanfaat bagi kemajuan dan inovasi sektor kesehatan Indonesia,” kata Direktur Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia, dr. Marhaen Hardjo M. Biomed., PhD,.

Total penghargaan senilai Rp250.000.000 diberikan kepada 5 pemenang kategori proposal penelitian, dimana masing-masing pemenang akan mendapatkan dana riset sebesar Rp35.000.000. Sementara 10 pemenang karya tulis ilmiah akan mendapatkan dana apresiasi sebesar Rp7.500.000.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya