Varian COVID-19 Baru Mengancam, Sudah Perlukah Vaksin Booster?

Ilustrasi vaksin.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA – Meski angka COVID-19 sudah menurun dan banyak yang sudah menerima vaksin lengkap, para ahli belum menghilangkan kemungkinan potensi gelombang ketiga. Dengan munculnya varian baru dan melemahnya kewaspadaan, dunia akan terus berada dalam risiko dan imunitas dari vaksin yang memudar menambah kekhawatiran itu.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Di tengah situasi tersebut, ada banyak pembicaraan mengenai penggunaan booster dan kebutuhan untuk melindungi individu dari berbagai varian yang ada.

Saat ini, vaksin COVID-19 booster sudah diperkenalkan di beberapa bagian di dunia dan pembicaraan mengenai efikasi dan efek sampingnya juga masih terus berlanjut.

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

Vaksin booster diharapkan bisa memberikan perlindungan lebih baik dengan adanya kekhwatiran kekebalan vaksin sebelumnya yang menurun. Diyakini bahwa booster bisa meningkatkan imunitas dan membangun imunitas yang lebih bertahan lama. Meski begitu, masih dibutuhkan riset lebih lanjut untuk melihat apakah semua orang perlu booster.

Lantas, apakah kita sudah butuh vaksin booster? Menurut pernyataan WHO, vaksinasi utama saat ini harus menjadi prioritas dibanding vaksin booster.

2 Keuntungan Bisa Didapat Konsumen dari Konsep Ini

"Menawarkan dosis booster kepada proporsi besar sebuah populasi saat masih banyak yang belu mendapat bahkan dosis pertama akan mengacaukan kesetaraan nasional dan global," ujar WHO dikutip laman Times of India.

WHO menambahkan, memprioritaskan booster dibanding cakupan vaksin awal juga bisa merusak prospek mitigasi global terhadap pandemi, dengan implikasi yang parah terhadap kesehatan, kesejahteraan sosial dan ekonomi penduduk dunia.

Antis Hand Sanitizer bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI meluncurkan mobil vaksinasi keliling untuk menyasar pelaku parekraf dan masyarakat umum yang belum tervaksinasi di daerah Jawa, Bali, NTB selama 3 bulan ke depan pada 10 November 2021 lalu.

Kolaborasi ini merupakan langkah konkret dari Antis untuk menyukseskan target vaksin dari pemerintah. Antis juga sebelumnya turut mendukung kegiatan vaksinasi di destinasi wisata prioritas seperti Mandalika, Toba, dan yang akan datang Labuan Bajo, Likupang dan Borobudur.

"Semoga dukungan dari Antis dapat mendorong bangkitnya pariwisata Indonesia melalui penerapan Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) dan turut meningkatkan perekonomian Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf RI dan juga stakeholders lainnya untuk kerjasama dalam mobil vaksinasi keliling ini,” ujar Ryan Tirta Yudhistira, Chief Sales & Marketing Officer Enesis Group dalam keterangan yang diterima VIVA.

Menparekraf, Sandiaga Uno mengatakan bahwa Sentra dan Mobil Vaksin keliling ini merupakan sebuah Kolabor-aksi nyata bersama untuk membantu mempercepat program pemerintah untuk memberikan vaksinasi bagi masyarakat Indonesia, khususnya yang berkecimpung di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya