Dianggap Lebih Menular, Ini 7 Fakta Virus Corona Varian B.1.1.529

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/mattthewafflecat

VIVA – Mutasi COVID-19 kian meluas dan kini kembali ditemukan oleh para peneliti akan varian terbaru yakni B.1.1.529. Meski saat ini varian Delta yang mendominasi, tak menutup kemungkinan bahwa varian baru tersebut akan makin banyak ditemukan lantaran dianggap lebih menular.

Gugatannya Disindir Yusril Banyak Asumsi, AMIN Cs: Bukan Dongeng tapi Fakta yang Bisa Dibuktikan

Varian virus corona baru B.1.1.529 telah ditandai oleh para ilmuwan secara global karena jumlah lonjakan mutasi yang mengkhawatirkan. Terlebih, varian ini mungkin membuat virus lebih kebal terhadap vaksin, meningkatkan penularan dan menyebabkan gejala yang lebih parah. 

Ditegaskan Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban bahwa varian B.1.1.529 nyatanya telah memancing reaksi dunia. Terbukti dengan Inggris yang melarang penerbangan dari beberapa negara Afrika serta WHO yang sudah serukan pertemuan khusus.

Sebelum Lompat dari Apartemen, Sekeluarga di Jakut Ternyata Habis Lakukan Ini

"Ahli khawatir banyaknya mutasi dapat berdampak pada bagaimana varian ini berperilaku. (Varian ini juga) Berpotensi susul Delta untuk mendominasi kasus di Afsel. (Kita harus) Waspada," imbau Prof Zubairi dalam cuitannya.

Berikut adalah 7 hal yang perlu diketahui tentang varian COVID-19 baru dikutip dari laman NDTV.

 5 Fakta Mengejutkan di Balik Perceraian Kurnia Meiga, Mantan Kiper Timnas Indonesia

1. Mutasi hingga puluhan
Varian B.1.1.529 memiliki 50 mutasi secara keseluruhan, termasuk lebih dari 30 pada protein spike saja. Protein lonjakan adalah target sebagian besar vaksin COVID-19 saat ini dan itulah yang digunakan virus untuk membuka kunci akses ke sel-sel tubuh kita.

Para peneliti masih mencoba memastikan apakah ini membuatnya lebih menular atau mematikan daripada varian sebelumnya.

2. Dianggap lebih menular
Ada juga 10 mutasi pada bagian domain pengikat reseptor dari varian, dibandingkan dengan dua untuk varian Delta. Delta Plus yang bermutasi dari yang terakhir dicirikan oleh mutasi K417N pada protein spike.

Ini telah dikaitkan dengan kekebalan yang lebih baik, tetapi tidak jelas apakah ini termasuk di antara mutasi pada B.1.1.529.

3. Diduga Berasal dari Penyakit Kronis
Ada spekulasi tentang asal varian, tetapi mungkin telah berevolusi dari satu pasien. Francois Balloux, Direktur Institut Genetika UCL yang berbasis di London, telah menyarankan bahwa itu mungkin berasal dari infeksi kronis dari orang yang kekebalannya terganggu, yang mungkin adalah pasien HIV/AIDS yang tidak diobati.

4. Diidentifikasi Pertama di Afrika Selatan
Pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan minggu ini, strain telah menyebar ke negara-negara terdekat, termasuk Botswana, di mana orang yang divaksinasi penuh telah terinfeksi.

Di Afrika Selatan lebih dari 100 kasus telah dikaitkan dengan varian ini, dengan beberapa lagi di Botswana.

5. Mulai Meluas
Dua kasus telah terdeteksi di Hong Kong - tempat pelancong dari bagian Afrika selatan diisolasi di kamar terpisah. Sampel kedua kasus itu terbukti dengan kadar viral load "sangat tinggi".

Nilai PCR Ct 18 dan 19... sangat tinggi mengingat mereka negatif pada tes PCR baru-baru ini," kata ahli epidemiologi Dr Eric Feigl-Ding.

6. Menular lewat Udara
Karena pasien berada di kamar terpisah, ada kekhawatiran varian ini menular lewat udara. Terlebih, para pakar menduga varian ini sangat kebal sehingga mampu menangkal vaksin yang ada saat ini.

"Kekebalan vaksin bisa jadi nyata dengan varian ini... dan ya, sangat mengudara. Tamu hotel berada di ruangan berbeda di seberang lorong. Sampel lingkungan menemukan virus di 25 dari 87 usapan di kedua kamar," kata Dr Feigl-Ding.

7. Ditelusuri WHO
Organisasi Kesehatan Dunia telah menyerukan kehati-hatian pada tahap awal menangani varian ini. Pimpinan Teknis COVID-19 WHO, Dr Maria Van Kerkhove, menyebut bahwa penelitian lebih lanjut perlu dilakukan.

Itu untuk memahami bagaimana perilaku B.1.1.529, sembari menggarisbawahi pentingnya memastikan vaksinasi lengkap.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya