Alasan Varian COVID Omicron Banyak Diidap Pasien HIV-AIDS

Ilustrasi HIV/AIDS
Sumber :
  • Pixabay/Darwin Laganzon

VIVA – Varian COVID-19 teranyar B.1.1.529 atau disebut dengan Omicron tengah menjadi perhatian para pakar dunia. Kemunculannya pertama kali teridentifikasi berasal dari Afrika Selatan dan diduga berkaitan dengan infeksi virus lainnya yakni human immunodeficiency virus (HIV).

WHO Peringatkan Ancaman Wabah Penyakit yang Serang Anak-anak di 2024

Kemunculan varian baru SARS-CoV-2 B.1.1.529 atau Omicron telah menyebabkan peningkatan kasus khususnya di Benua Afrika bagian Selatan. Badan kesehatan dunia dengan para pakarnya pun sepakat untuk menetapkan varian yang ditemukan di awal November 2021 ini menjadi Variant of Concern

Dijelaskan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr Siti Nadia Tarmizi, MEpid, bahwa Afrika Selatan sendiri juga tercatat sebagai negara dengan kasus HIV-AIDS terbanyak. Maka, varian omicron pun langsung mendominasi pada pasien-pasien HIV.

Kasus Demam Berdarah Meningkat, Kapan Vaksin DBD Siap?

"Jadi kasus terjadinya varian baru ini (varian Omicron) didapatkan pada orang dengan status HIV yang belum mendapatkan vaksinasi dan yang sudah mendapatkan vaksinasi," ujarnya dalam konferensi pers virtual Kemenkes bertajuk Hari AIDS Sedunia, Senin, 29 November 2021.

Sebelum kemunculan Omicron, Afrika Selatan juga pertama kali menjadi tempat terdeteksinya varian Beta. Kasus dari dua varian tersebut tercatat banyak mengintai pasien HIV-AIDS di Afrika Selatan.

Targetkan Nol Kematian Akibat Dengue di 2030, Kemenkes Siapkan 19 Ribu Vaksin DBD

"Jadi kalau melihat info, kita tahu ada dua varian yang berasal dari Afrika Selatan yang tercatat itu Betta dan Omicron itu banyak terjadi pada orang dengan HIV," imbuh Nadia.

Tak hanya itu, dokter Nadia juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada pada varian Omicron tersebut. Sebab, varian ini digadang-gadang bersifat sama dengan Beta yakni kebal terhadap vaksin COVID-19 yang ada saat ini.

Virus Corona COVID-19.

Photo :
  • Pixabay

"Hampir sama dengan kondisi yang kita ketahui juga berasal dari Afrika Selatan yaitu varian Beta yang kemudian diyakini juga menyebabkan pengaruh besar terhadap penurunan efikasi vaksin tadi," ujar dokter Nadia.

Maka dari itu, pemerintah RI bertindak cepat untuk mencegah masuknya varian Omicron dengan melarang perjalanan keluar negeri khususnya 11 negara, di mana 8 negara diantaranya berasal dari Afrika Selatan. Selain itu, pelancong asal negeri yang berasal dari negara tersebut diwajibkan karantina selama 14 hari.

"Kita bisa lihat di press release WHO. Upaya yang dilakukan tentu Menkomarves mengeluarkan pelarangan bagi 11 negara, warga negara asing masuk Indonesia. Sementara warga negara Indonesia (WNI) yang kemudian melakukan perjalanan 14 hari sebelumnya atau tinggal, itu melakukan karantina 14 hari," tutur Nadia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya