Hati-hati, Gejala Kanker Hati Mirip dengan Penyakit Lain

Ilustrasi organ hati.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Data Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) 2020 menyebutkan, kanker hati merupakan salah satu dari empat penyebab kematian akibat kanker terbesar di Indonesia, dengan jumlah kasus mencapai 21.392 orang meninggal. 

Blak-blakan, Aldi Taher Ungkap Rahasia Sembuh dari Kanker

Oleh karena itu, penyakit kanker hati menjadi salah satu tantangan kesehatan besar yang perlu diperhatikan di Indonesia. Sebab, gejala kanker hati tidak dapat terdeteksi dengan mudah dan memiliki perburukan penyakit yang cepat. 

Kunci utama keberhasilan penanganan kanker hati adalah dengan ditemukannya kanker saat stadium dini sehingga dapat ditangani secara optimal. Sayangnya, kurangnya pemahaman terhadap faktor risiko serta kesadaran atas pentingnya pemeriksaan rutin menjadi tantangan dalam penanganan kanker hati, sehingga sebagian besar pasien datang dan terdiagnosis dalam stadium lanjut.

Heboh Kopi Tanpa Kafein, Disebut Mengandung Bahan Pemicu Kanker

Spesialis Gastroentero-Hepatologi, MRCCC Siloam Hospital, Dr. dr. Cosmas Rinaldi Lesmana, SpPD-KGEH, FACP, FACG, FINASIM, mengatakan, pada umumnya, kanker hati tidak menunjukkan gejala kecuali saat sudah memasuki stadium lanjut. 

Ilustrasi organ hati.

Photo :
  • U-Report
Akui Mulai Cari Jati Diri, Camillia Azzahra Putri Ridwan Kamil Putuskan Lepas Hijab

"Seringkali gejala kanker hati yang dirasakan oleh pasien mirip dengan gejala penyakit lainnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu memeriksakan diri untuk memberikan petunjuk gejala yang umumnya tidak dirasakan oleh pasien," ujarnya saat webinar 'Peran Pemeriksaan Rutin untuk Deteksi Dini Kanker Hati', yang digelar Roche Indonesia dan MRCCC Siloam Hospitals, Sabtu 4 Desember 2021. 

Selain itu, Rinaldi menambahkan, bagi pasien yang memiliki risiko tinggi, pemeriksaan perlu dilakukan secara rutin, misalnya setiap 6 bulan sekali dengan pemeriksaan USG dan cek darah. 

"Hal ini sangat penting untuk membantu masyarakat dapat menemukan kanker hati sejak stadium dini, sehingga dapat diobati secara tepat waktu dan efektif untuk meningkatkan harapan hidupnya," kata dia. 

Berada dalam ruang diskusi yang sama, Spesialis Hemato-Onkologi Medik, MRCCC Siloam Hospitals, Prof. Dr. dr. Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, mengatakan, masyarakat harus mengerti bahwa pemeriksaan rutin pada individu yang memiliki faktor risiko sangat penting untuk dilakukan, mengingat penyakit kanker hati ini progresinya (perburukan penyakit) cukup cepat. 

Ilustrasi organ hati.

Photo :
  • U-Report

"Selain surveilans, pengobatan kanker hati yang dilakukan secara optimal pada pasien yang sudah terdiagnosis kanker hati juga penting untuk meningkatkan harapan hidup," ungkapnya. 

"Di Indonesia sendiri, berbagai macam modalitas terapi di Indonesia sudah tersedia untuk kanker hati stadium dini dan stadium lanjut, termasuk yang paling inovatif yaitu imunoterapi untuk kanker hati. Imunoterapi ini bekerja dengan cara membangkitkan sistem imun di dalam tubuh pasien sendiri untuk melawan sel kanker," tambah Prof. Aru. 

Sementara itu, Direktur MRCCC Siloam Hospitals, dr. Adityawati Ganggaiswari, M.Biomed, menyampaikan bahwa kanker hati seringkali disebut dengan 'The Silent Killer'. 

"Namun, prevalensi kanker hati sangat mungkin untuk ditekan dengan kesadaran di masyarakat. Di antaranya dengan deteksi dini, pencegahan dan pengobatan untuk menghentikan silent killer ini sebelum terlambat," imbuh dr. Adityawati Ganggaiswari.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya