Terkuak, Alasan Pasien COVID-19 Rentan Alami Gagal Napas

Ilustrasi Pasien covid-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Sejak pandemi melanda dunia, COVID-19 kerap kali dikaitkan dengan kesehatan paru-paru secara keseluruhan. Terlebih, fenomena long COVID-19 membuat kekhawatiran akan pengaruh COVID-19 yang cukup besar terhadap penyebab kerusakan pada paru-paru.

60 Makam Pasien Covid-19 di Tasikmalaya Amblas

Dikutip dari laman The Health Site, ketika sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan infeksi virus SARS-CoV-2, itu dapat merusak paru-paru dan menyebabkan penyakit yang disebut sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).

Ketika seseorang terinfeksi ARDS, tubuh tidak mampu menyerap oksigen yang cukup dari udara. Para pasien dapat mengembangkan jaringan parut yang tidak biasa pada paru-paru dan bahkan mungkin memerlukan ventilasi.

Profil Iqbal Pakula Aktor 'Tukang Bubur Naik Haji the Series' yang Meninggal Dunia

Mengapa Pasien COVID-19 Membutuhkan Ventilasi?
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell, sel-sel kekebalan yang menelan dan mencerna zat asing yang disebut makrofag memainkan peran sentral dalam kasus tersebut.

"Setidaknya, SARS-CoV-2 berpotensi memicu respons makrofag yang salah arah. Alih-alih bereplikasi di dalam sel kekebalan, virus tampaknya memprogram ulang mereka," ujar Prof Dr Matthias Selbach, dari Max DelbrAck Center for Molecular Medicine (MDC).

Dinkes DKI Jakarta: 34 Orang Positif COVID Varian Orthrus Sembuh

Para peneliti melihat berbagai penyebab gagal paru-paru yang berkepanjangan, termasuk jenis ARDS yang menghasilkan jaringan parut paru, yang menyebabkan ketebalan dan kekakuan jaringan. Pada awal pandemi, jenis remodeling jaringan ini (dikenal sebagai fibrosis) telah diidentifikasi dalam beberapa kasus.

Para ilmuwan mempelajari jaringan paru-paru dari pasien COVID-19 yang meninggal menggunakan berbagai teknik pencitraan mikroskopis sebagai bagian dari penelitian mereka.

"Hampir semua pasien yang terkena menunjukkan kerusakan jaringan yang luas. Sebagian besar alveoli telah hancur dan dinding alveolar menunjukkan penebalan yang luas. Kami juga menemukan deposit di mana-mana. kolagen, komponen utama jaringan parut. Semua ini adalah karakteristik fibrosis parah," beber Prof. Dr Peter Boor, pimpinan di Institut Patologi RWTH Aachen University Medical Center

Penumpukan Makrofag Bisa Menjadi Penyebab Utama Gagal Napas
Gagal napas terjadi pada pasien COVID-19 hanya pada minggu kedua atau ketiga setelah timbulnya gejala, ketika tingkat virus sudah mulai turun. 

"Ini menunjukkan bahwa kegagalan paru-paru didorong oleh reaksi inang sekunder, terutama yang melibatkan sistem kekebalan, bukan oleh replikasi virus yang tidak terkendali," kata Prof. Dr Leif Erik Sander, Departemen Penyakit Menular dan Pengobatan Pernafasan, Universitas Charite.

Setelah analisis menyeluruh, para peneliti menemukan bahwa salah satu penanda utama pada pasien COVID-19 yang mengalami gagal pernapasan adalah penumpukan makrofag yang signifikan.

Para peneliti menemukan bahwa SARS-CoV-2 memiliki efek pada makrofag, yang dapat mempercepat proses fibrosis, menggunakan kultur sel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya