Kematian Pertama COVID-19 Akibat Omicron, Ini Saran Pakar IDI

Ilustrasi virus corona COVID-19
Sumber :
  • pixabay

VIVA – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengonfirmasi kasus kematian pertama COVID-19 karena varian Omicron. Kabar duka itu datang setelah Johnson memperluas program vaksin booster Inggris untuk semua warga Inggris berusia 30 tahun ke atas. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Sayangnya, ya, Omicron membuat rawat inap dan kabar buruknya, satu pasien itu telah dipastikan meninggal akibat Omicron," ujar Perdana Menteri saat kunjungan ke klinik vaksinasi dekat Paddington, di London barat, dikutip dari laman The Sun, Selasa, 14 Desember 2021.

Sebelumnya, para pakar mengungkapkan bahwa pasien COVID-19 yang terinfeksi varian Omicron cenderung mengalami gejala ringan. Namun kini, kasus kematian pertama itu seharusnya menjadi peringatan warga dunia bahwa virus SARS-CoV-2 yang bermutasi masih berbahaya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

Dituturkan Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban, bahwa varian Omicron memang sudah meluas di Inggris. Bahkan, para pakar memprediksi varian itu akan mendominasi seperti varian delta terdahulu.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Inggris mencatat kematian pertama akibat varian Omicron--yang mewakili 20 persen kasus di sana. Varian ini juga menyumbang 44% kasus di London dan diperkirakan akan mendominasi kota itu dalam 48 jam ke depan," tuturnya dalam cuitan di Twitternya.

Kendati begitu, sejauh ini memang gejala ringan cenderung ditunjukkan varian Omicron. Prof Zubairi mengimbau agar masyarakat Indonesia bisa tetap mewaspadainya agar tak kebobolan varian tersebut.

"Waspada, jangan panik, dan perluas cakupan vaksinasi," imbaunya.

Pemerintah sebut belum ada Omicron di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, COVID-19 varian Omicron sampai saat ini belum ditemukan di Indonesia. Namun, Luhut meminta masyarakat agar jangan lengah dan tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Sampai dengan hari ini berdasarkan informasi yang diberikan oleh Kemenkes dari hasil genome sequencing yang terus dilakukan tidak ditemukan adanya temuan kasus varian Omicron di Indonesia," kata Luhut dalam konferensi pers terkait informasi dari penanganan pandemi COVID-19 khususnya wilayah Jawa – Bali, Senin 13 Desember 2021

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Saat ini, memang banyak negara yang sudah mulai dimasuki varian Omicron ini, termasuk negara-negara yang merupakan tetangga Indonesia. Luhut tak membantah memang penularan Omicron ini lebih cepat daripada varian COVID-19 lainnya.

"Hari ini izinkan saya juga untuk menyampaikan informasi mengenai perkembangan varian Omicron yang tersebar di seluruh dunia. Data awal dari Afrika Selatan, menunjukkan bahwa Omicron terindikasi menyebar jauh lebih cepat daripada jenis mutasi sebelumnya," ujar Luhut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya