- Times of India
VIVA – Jantung menjadi salah satu organ vital yang seharusnya bekerja dengan baik, dengan tanda detak yang seirama. Namun ada kalanya, jantung berdetak begitu cepat dan dianggap sebagai tanda penyakit berbahaya. Benarkah demikian?
Dituturkan dokter spesialis jantung, dr.Rina Ariani, SpJP(K), FIHA, FAsCC, dalam acara Hidup Sehat, TvOne, bahwa ketika jantung berdetak pada dasarnya tak akan begitu dirasakan oleh tubuh. Namun ketika debar menjadi lebih cepat atau tidak teratur, tubuh mulai menyadari ada perubahan tersebut.
"Kalau jadi lebih cepat atau tidak teratur kita jadi ngeuh denyut jantungnya, itu disebut berdebar. Denyut timbul karena berbagai hal, atau respons tertentu," tuturnya, Senin 20 Desember 2021.
Respons tertentu, kata dokter Rina, bisa terjadi ketika sedang ada ujian atau kejadiam menegangkan. Bahkan, debar tubuh juga terasa saat ada hal yang menyedihkan sehingga tubuh disiapkan untuk menerima hal itu.
"Jadi banyak hal yang buat jantung bekerja lebih aktif. Marah-marah, sedih, stres, cemas, mau ujian, itu bisa. Termasuk juga makanan, obat, ada juga bikin berdebar," tuturnya.
Sakit jantung
- Times of India
Kendati begitu, dokter Rina menepis adanya kaitan antara darah tinggi (hipertensi) dan debar jantung yang cepat. Selain itu, dokter Rina juga menegaskan bahwa debar jantung yang terjadi bukan berasal dari penyakit jantung semata.
"Kalau ada gejala lemas, pingsan, berdebar, bukan gejala gagal jantung. Itu tunjukan debarnya karena ada sesuatu serius. Belum tentu gagal jantung tapi pasti serius dan harus evaluasi. Gangguan irama cukup berat mungkin. Bisa buat jantung tidak memompa maksimal," kata dia.
