COVID-19 Melonjak, Awas Tempat Ini Jadi Sumber Penularan

Tes COVID-19
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Kasus COVID-19 saat ini mulai meningkat dengan munculnya varian Omicron. Tak dipungkiri, varian tersebut diduga berkaitan dengan peningkatan kasus dengan total kasus Omicron mencapai 414 pasien.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Penularannya sendiri didominasi dari luar negeri yang ditemukan di pintu masuk Indonesia. Hanya saja, sebagiannya pun juga sudah mulai terjadi transmisi lokal di Jakarta, Surabaya, Medan, hingga Bali. Untuk itu, Anda perlu waspadai beberapa tempat yang berisiko menjadi sumber penularan terbanyak.

Dikutip dari laman The Sun, sebuah studi yang dipimpin pemerintah berdasarkan aktivitas harian 10 ribu orang menemukan bahwa olahraga luar ruangan adalah penyebar tertinggi kedua setelah belanja. Studi Virus Watch SAGE menemukan ini bisa jadi karena "aktivitas sosial" yang terkait dengan olahraga serta aktivitas fisik itu sendiri.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Tempat paling menular berikutnya untuk dikunjungi adalah pub dan restoran, diikuti dengan menggunakan transportasi umum. Menggunakan transportasi atau mengunjungi tempat-tempat perhotelan berarti orang 1,3 kali lebih mungkin untuk dites positif COVID-19 antara September dan November tahun lalu.

Sementara itu, olahraga luar ruangan memiliki tingkat risiko 1,36 persen, menurut penelitian yang belum ditinjau oleh rekan sejawat. Ditemukan juga bahwa orang-orang yang harus meninggalkan rumah mereka untuk bekerja lebih mungkin tertular COVID-19 daripada mereka yang tidak.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Para peneliti tidak dapat memberikan data yang dapat dipercaya tentang risiko pergi ke bioskop, konser, klub malam, atau acara olahraga. Hal yang sama berlaku untuk mengunjungi ahli kecantikan, penata rambut, atau tukang cukur setempat.

Senada dengan studi tersebut, para pakar menganjurkan agar tes rapid yang dilakukan secara berkala di masyarakat, termasuk di tempat kerja, arena olahraga, tempat perbelanjaan, bandara, terminal bus yang memungkinkan seseorang mengetahui status infeksi mereka pada saat yang paling penting. Oleh karena itu pengujian massal merupakan hal yang penting dalam mitigasi COVID-19 saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat mulai berkurang dan vaksinasi mulai dilakukan. 

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di JAMA, setidaknya 50 persen infeksi COVID-19 diperkirakan berasal dari paparan individu tanpa gejala. Tes rapid antigen Abbott Bioquick™ untuk penggunaan profesional memberikan hasil yang cepat dalam 15 menit tanpa instrumentasi, mudah digunakan dan tersedia dalam dua format, dengan usap hidung invasif minimal, atau usap nasofaring.

Tes rapid antigen ini juga memenuhi kebutuhan tes COVID-19 di Indonesia yang terus meningkat, seiring dengan mulai dibukanya perjalanan internasional dan kedatangan turis mancanegara di Indonesia. Itu memberikan fleksibilitas kepada tenaga kesehatan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. 

Dalam evaluasi klinis yang dilakukan oleh para profesional kesehatan, tes rapid antigen Abbott Bioquick™ (dengan usap hidung) mengidentifikasi 98,1% spesimen positif dan 99,8% spesimen negatif dengan benar. Semua sampel dikonfirmasi negatif atau positif dengan tes RT PCR (usap hidung) yang disetujui.

Abbott memantau mutasi COVID-19 secara saksama untuk memastikan bahwa alat tes dari Abbott dapat mendeteksinya. Abbott telah melakukan analisis menyeluruh terhadap COVID-19 varian baru, termasuk varian Delta, dan pengujian Abbott tetap efektif dalam mendeteksi varian baru tersebut 

"Walaupun saat ini cakupan vaksin semakin luas di Indonesia, kita tahu bahwa virus varian baru terus bermunculan dan kekebalan berkurang dari waktu ke waktu, itulah sebabnya tes rapid buatan lokal, seperti Bioquick™, akan memainkan peranan penting selain vaksin, untuk membantu mengakhiri pandemi di Indonesia," ujar Divisional Vice President untuk bisnis Abbott Rapid Diagnostics business di Asia-Pasifik, Sanjeev Johar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya