Kurang Vitamin D Bisa Berujung Diabetes Hingga Kanker, Ini Tandanya

Diabetes
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan prevalansi defisiensi vitamin D tertinggi, yakni hingga 70 persen. Padahal, asupan vitamin D sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh, terlebih di masa pandemi. 

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science, dr. Adam Prabata, mengatakan, kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat. Namun, kebanyakan orang tidak menyadari akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali. 

"Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab defisiensi vitamin D, yakni fisiologis, seperti usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan," ujarnya saat peluncuran Fortiboost D3 1000 IU dari Combiphar, yang digelar Kamis 13 Januari 2022. 

Pentingnya Deteksi Dini: Gejala Awal serta Faktor Risiko Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai

"Selain itu, tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai, dilihat dari kebiasaan berpakaian, penggunaan tabir surya, dan gaya hidup dengan aktivitas luar ruangan yang terbatas, serta kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D," tutur dia. 

Lebih lanjut menurut dokter Adam, hal itu pada akhirnya akan berdampak pada kesehatan, khususnya daya tahan tubuh. Lalu, apa saja gejala dari defisiensi atau kekurangan vitamin D?

5 Efek Samping Kol Goreng Bagi Kesehatan yang Perlu Diwaspadai, Bisa Memicu Kanker

Ilustrasi vitamin D.

Photo :
  • Freepik

"Beberapa gejala defisiensi vitamin D yang dapat ditunjukkan oleh tubuh di antaranya rendahnya daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama," ujar dia. 

Tidak hanya itu, menurut Adam, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat karena kekurangan vitamin D, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan. 

"Anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai pun memiliki risiko kemungkinan menderita rakhitis," katanya. 

Oleh sebab itu, menurut Adam, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaganya dari penyakit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya