Jantung Babi Dicangkok ke Manusia, Aman Gak Sih?

Ilustrasi jantung
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Transplantasi jantung babi pada manusia baru saja selesai dilakukan oleh para peneliti dan diklaim sukses berfungsi dengan baik. Kendati begitu, masih banyak masyarakat yang mempertanyakan keamanannya. Apa kata dokter?

Luar Dalam Bulan Akhirnya Terkuak

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Vito A. Damay, Sp.JP(K), M.Kes., AIFO-K, FIHA., FICA., FAsCC., dalam kanal YouTube miliknya menjelaskan, pada dasarnya peneliti sudah mencermati segala proses pencangkokan organ hewan tersebut untuk diberi pada manusia. Menurutnya, agar aman dan berfungsi, jantung babi tak serta merta langsung disimpan di dalam tubuh manusia.

"Walaupun mirip tapi (organ babi) nggak sama persis. Makanya kejadian baru-baru ini genetiknya sedikit diubah agar bisa cocok dengan manusia. Sehingga bisa memompa seperti jantung (manusia) aslinya sendiri," tutur dokter Vito.

Perburuan Alien Belum Usai, Kawan

Ilustrasi Jantung

Photo :
  • U-Report

Presenter acara Hidup Sehat TvOne itu juga menuturkan, sejatinya operasi tersebut bukan hal aneh. Sebab, jauh sebelumnya, para ilmuwan sudah 'memindah' salah satu dari organ jantung babi ke manusia yakni katup jantung.

Samudra Tersembunyi Ditemukan di Perut Bumi, Tiga Kali Lebih Besar dari Lautan Biasa

"Dulu ada katup babi. Katup babi ini yang dipakai untuk jadi pengganti katup manusia. Ada kan penyakit jantung bocor, salah satunya karena katup jantung bocor. Bisa karena kelainan bawaan. Ketika terganggu, maka diganti dengan katup babi," ujar dokter Vito.

“Enggak langsung tapi dicocokan agar ukurannya sama persis. Walau sama harus dibentuk lagi baru ditempel ke jantung manusia," imbuhnya.

Kini, katup jantung bisa diganti dengan alat medis sehingga tak lagi mengandalkan katup jantung hewan. Namun pada organ jantung seutuhnya, kata dokter Vito, masih belum ada penggantinya sehingga memicu krisis hingga kematian yang membuat para peneliti mencoba organ jantung babi tersebut.

Ilustrasi jantung.

Photo :
  • U-Report

"Setiap hari belasan orang meninggal selagi nunggu antrian (donor). Makanya kalau donor manusia kan mungkin lama. Kalau babi akan lebih banyak pilihan. Ini jadi kontroversi dari segi etik juga," bebernya.

"(Cara ini) Dipandang oleh ilmuwan sebagai solusi. Pasien tersebut alami gagal jantung. Keadaan paling terminal (akhir) dari penyakit jantung," sambung dokter Vito.

Untuk mencegahnya, dokter Vito mengimbau  masyarakat agar mau menjaga jantung tetap sehat. Termasuk dengan menghindari hipertensi karena pada akhirnya kondisi itu bisa berakibat pada gagal jantung sehingga butuh donor jantung.

"Hipertensi, merokok, ada risiko gagal jantung jangan dilanjutkan. Jaga jantung karena jantung cuma satu. Dikasih pun (donor) pasti akan beda," kata dokter Vito.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya