Pakar Ungkap Alasan Infeksi Omicron Hanya Bergejala Ringan

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA – Vaksin COVID-19 dosis ketiga atau booster, sudah dilaksanakan sejak 12 Januari 2022 lalu. Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menegaskan, vaksin booster masih diprioritaskan untuk kelompok lanjut usia, kelompok yang memiliki komorbid, dan ibu hamil.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

"Untuk booster masih dibatasi. Vaksinasi booster diberikan kepada lansia, masyarakat dengan komorbid, dan ibu hamil. Yang lain menunggu giliran sesuai strategi pemerintah," ujarnya dalam webinar bertema Vaksin Booster Hindari Gelombang Ketiga, Selasa 18 Januari 2022. 

Vaksinasi booster, menurut Nadia dilakukan untuk meningkatkan efektivitas vaksin yang menurun. Ia menjelaskan, terdapat fakta mengapa infeksi Omicron dilihat sebagian besar tidak bergejala atau hanya bergejala ringan. Hal itu terjadi karena imunitas bekerja, yaitu imunitas antibodi dan imunitas sel. 

Sosok Helena Lim, ‘Crazy Rich’ PIK Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

"Imunitas sel akan bertahan lama di tubuh. Suatu saat ada materi virus baru maka antibodi merespons melalui mekanisme imunitas seluler. Imunitas antibodi terlihat ada penurunan setelah 6 bulan, karena ditambah varian virus bertambah dengan varian-varian maka kita melakukan vaksinasi booster," jelas dia. 

Saat ini, terdapat 126 negara yang akan melakukan booster. Vaksin tersebut difokuskan untuk tiga kelompok, yaitu tenaga kesehatan, lansia, dan memiliki kelainan imunitas.

Sering Dialami Anak-Anak dan Mudah Menular, Apa yang Perlu Dilakukan Untuk Cegah Gondongan?

Meski vaksinasi booster telah dilakukan, menurut Siti Nadia, pemerintah masih berupaya menyelesaikan vaksinasi primer yaitu dosis pertama dan kedua.

Ilustrasi vaksin COVID-19

Photo :
  • ANTARA FOTO

"Pekerjaan Rumah utama pemerintah saat ini adalah vaksinasi lansia. Data lansia yang telah mendapat vaksinasi sejumlah 70 persen, dari jumlah itu baru 45 persen atau 10 juta yang mendapat dosis lengkap," ungkap Nadia. 

Sementara itu, sebanyak 9.280 pedagang pasar di Indonesia tengah menunggu giliran mendapatkan vaksinasi booster. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia, Y Joko Setiyanto mengatakan, para pedagang pasar tersebut antusias mendapatkan vaksin booster setelah vaksin primer yaitu vaksin dosis pertama dan kedua telah mereka terima.

"Sudah pada bertanya. Saya bilang tunggu Kementerian Kesehatan. Karena vaksinasi awal, kerja sama antara Kemenkes dengan Asparindo," kata dia.

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • The Conversation

Menurut Joko, kesadaran pedagang pasar mengenai pentingnya vaksinasi COVID-19 tidak lepas dari sosialisasi yang terus dilakukan. Melalui sosialisasi, edukasi terhadap masyarakat pasar bahwa vaksinasi dapat mencegah sakit corona berlangsung efektif.

"Sosialisasi juga melalui poster yang paling mengena dan menohok di masyarakat. Saya setuju dengan poster bertuliskan Vaksin Mencegah Sakit dan Mati karena Corona. Di masyarakat harus lebih jelas, tidak perlu ditutup-tutupi corona tidak berbahaya. Corona sangat bahaya. Kalau mereka harus mendapat informasi bahwa jika tidak divaksinasi berbahaya untuk kesehatan dan jiwa," ujarnya.

Terkait vaksin booster, Asparindo membuat poster bertuliskan Ayo Ikut Vaksin Booster, Kita Pasti Menang. Poster ini disebut penting di pasar dengan pertimbangan vaksin booster sebagai langkah mengakhiri pandemi COVID-19 sesegera mungkin.

"Kami terus menunggu (vaksin booster)," ucap Joko Setiyanto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya