Mantan Menkes Sebut Indonesia Siap Hadapi Badai Omicron

Virus Omicron
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supardi menyebutkan bahwa sejatinya masyarakat tak perlu khawatir pada varian Omicron. Menurutnya, infeksi COVID-19 akibat Omicron akan sembuh dengan sendirinya, terlebih tanpa memerlukan vaksin.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah mengamankan 400 ribu obat Molnupiravir. Obat tersebut terbukti ampuh melawan SARS-CoV-2 sehingga menurut Siti Fadilah, Indonesia sudah siap menghadapi badai Omicron.

"Dengan obat itu kita cukup siap anytime omicron datang. Jadi satu Omicron datang tidak bisa dicegah," tuturnya dalam kanal YouTube miliknya, dikutip Rabu 19 Januari 2022.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Dibeberkan perempuan kelahiran Surakarta itu, Omicron yang menginfeksi bisa sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu lima hari. Apalagi dengan adanya obat yang dikirim ke Indonesia, maka tak perlu lagi khawatir Omicron dapat menjadi bencana.

Memakai masker

Photo :
  • Times of India
PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Yang parah, bisa di rumah sakit. Yang lain cukup di rumah karena 3-5 hari sembuh sendiri. Penyakit virus sembuh sendiri tanpa obat. Kalau sudah ada obat, seharusnya nggak butuh vaksin lagi. Vaksin untuk apa coba? Kalau omicron ini strain terakhir yang datang, pasti (virus lain) tidak seperti omicron, tidak seperti COVID. Padahal vaksin itu adalah spesifik untuk strain COVID. Untuk apa dong? Padahal itu (vaksin) mahal ya," kata perempuan 72 tahun itu.

Lantaran biaya pemberian vaksin yang mahal, menurut Siti Fadilah, perlu adanya pengaturan kebijakan ulang oleh pemerintah. Sebab, Siti Fadilah menilai, banyak masyarakat yang sudah memiliki antibodi tinggi sehingga tak akan memicu kematian.

"Jangan worry, jangan pengen cegah omicron karena nggak bisa dicegah. Namun tidak membahayakan masyarakat, tidak bikin orang banyak mati (meninggal). Justru yang kena omicron yang pakai booster yang ada di inggris. Hal-hal ini harusnya jadi dasar pemikiran dan pembuat kebijakan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya