Cedera Saraf Tulang Belakang Sebabkan Impotensi? Ini Kata Dokter

Ilustrasi pria.
Sumber :
  • Pixabay/fotorech

VIVA – Saraf tulang belakang merupakan terusan dari otak yang membentang dari leher hingga ke tulang ekor. Saraf ini berperan penting pada proses pengiriman sinyal dari otak ke seluruh tubuh dan sebaliknya. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Jika saraf ini rusak, akan terjadi gangguan pada beberapa fungsi tubuh, antara lain hilangnya kemampuan untuk bergerak atau merasakan sesuatu. Salah satu yang cukup fatal bagi pria adalah, cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan impotensi. Benarkah? 

Spesialis Saraf, dr. Zicky Yombana SpS, membenarkan hal tersebut. Menurutnya, cedera saraf tulang belakang dapat menyebabkan impotensi adalah sebuah fakta. Berikut penjelasannya.

Sederet Tips Jitu untuk Turunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Ilustrasi impotensi

Photo :
  • Men

"Yang namanya saraf itu mengontrol semua pergerakan dan fungsi tubuh manusia. Di situ ada namanya saraf motorik mengatur pergerakan, saraf sensor mengatur rasa dan saraf otonom yang tidak dikontrol dengan diri sendiri," kata dokter Zicky dalam tayangan Hidup Sehat tvOne, Senin 24 Januari 2022. 

Sebelum Meninggal Dunia, Babe Cabita Disarankan Transplantasi Tulang Belakang, Kenapa?

"Jadi, ini juga mengatur salah satunya fungsi ereksi. Apabila saraf otonomnya terkena karena cedera, maka fungsi ereksinya otomatis terganggu, jadi akan terjadi impotensi," tambahnya. 

Lebih lanjut dokter Zicky menjelaskan, untuk menjaga kesehatan saraf tulang belakang termasuk mencegah cederanya, yang paling utama kita harus menjaga protokol keselamatan.

Ilustrasi pria impotensi.

Photo :
  • U-Report

"Pertama kalau kita pakai kendaraan, gunakanlah seat belt. Usahakan head rest di mobil jangan dicopot, karena itu bisa membantu mengurangi cedera dari tulang belakang, kalau ditabrak dari belakang misalnya," ujarnya. 

Zicky juga menyarankan, posisi duduk saat di dalam kendaraan juga harus tepat. 

"Meskipun kita duduk di kursi belakang, alangkah baiknya kita tetap menggunakan seat belt. Karena kita gak pernah tahu, apakah impact dari depan atau belakang. Itu untuk masalah di jalan," ungkapnya. 

Sementara untuk aktivitas sehari-hari, Zicky mengungkap, hal yang paling penting adalah menjaga posisi-posisi untuk menghindari kemungkinan cedera.

"Misalnya mengangkat benda berat dengan posisi yang salah, menunduk. Kemudian kita kebiasaan menghentak-hentakkan tulang dibunyiin, kretek-kretek, terus leher, ini bahaya. Memang terasa ringan sesaat, tapi di situ akan terjadi kelemahan di otot-otot sekitar. Yang mana kalau suatu saat terjadi sesuatu, dia akan lebih ringkih dan gampang terjadi cedera," ujar dr. Zicky Yombana.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya