Hari Gizi Nasional, Kemenkes Ungkap Pentingnya Turunkan Angka Stunting

Ukur tinggi badan anak
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Koordinator Pengelolaan Konsumsi Gizi Kementrian Kesehatan RI, Mahmud Fauzi mengatakan, bahwa semakin banyak orang membicarakan masalah gizi maka stunting akan menurun. 

Soal Program Makan Siang Gratis, Ibu Hamil dan Balita juga Perlu Dukungan untuk Cegah Stunting

Mahmud Fauzi mengatakan peningkatkan sumber daya manusia diperlukan intervensi gizi guna mendukung kesehatan gizi mulai ibu hamil sampai lansia. 

"Jadi memang upaya fokus kita pada saat ini menurunkan angka stunting yang masih cukup tinggi. Upaya kita bagaimana agar gizi seimbang artinya mengkonsumsi gizi yang seimbang dari sejak hamil sampai lansia," kata Mahmud Fauzi pada pemaparan zoom meeting Hari Gizi Nasional 'Kemajuan Gizi Anak Bangsa Indonesia Emas 2045', Rabu, 26 Januari 2022. 

Bantah Aturan Makan 3 Kali Sehari, Zaidul Akbar: Di Kitab Gizi Manapun Tidak Ada Anjuran Itu

Dalam kesempatan ini, Mahmud Fauzi juga menuturkan, pentingnya pemenuhan gizi dalam kehidupan serta situasi gizi balita, pola konsumsi dalam perbaikan penyerapan gizi di Indonesia. 

"Dalam kehidupan kita, dari balita sampai lansia itu penting untuk pemenuhan gizi. Jadi kalau penuhan gizi dari sejak hamil sampai lansia maka kualitas kehidupan kita akan lebih baik dibanding saat ini," ujarnya. 

Kepala BKKBN: Supaya Anak Tidak Stunting, Beri ASI Eksklusif 6 Bulan!

Pemerintah, Kata Mahmud fokus pada seribu hari pertama kehidupan hal itu dikarenakan penting dalam menentukan kualitas kehidupan manusia. 

"Pertama 270 hari pada saat kehamilan. Jadi penentuan Manusia itu sebelum lahir itu sangat ditentukan pada saat tumbuh kembangnya janin dalam rahim seorang ibu. Kemudian dilanjutkan dengan 739 hari lahir sampai dengan umur dua tahun. Maka disebut dengan Golden Period bisa disebut seribu hari, dimana periode tumbuh kembang emas pada seorang anak," tuturnya. 

Lebih lanjut ,Mahmud menuturkan bila makanan dan gizi terjaga maka tumbuh kembang bisa lebih baik. Tapi, tak cukup dari situ, kata Mahmud, pola makan dari balita hingga remaja juga harus terus dijaga dengan baik. 

"Saat ini pemerintah berpikir pada ibu hamil dan balita. Kami juga berfokus pada pengembangan pengawasan remaja putri karena mereka akan jadi calon ibu. Untuk itu, penanganan masalah gizi tidak ditentukan dalam sektor kesehatannya saja tapi multi sektor yang ikut berkontribusi," ujarnya. 

Sementara itu, dr. Emilda mengatakan, kemajuan anak bangsa Indonesia pada tahun 2045. Menurutnya, ditahun 2045 penduduk Indonesia 70 persen masuk pada masa produktif usia 15 sampai 64 tahun. 

"Jadi anak yang lahir di tahun 2024 akan masuk dalam kelompok produktif. Kenapa harus jauh-jauh hari sudah dipersiapkan supaya di tahun 2045 mendapatkan generasi yang berkualitas," ujar Emilda yang merupakan dokter spesialis anak Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa. 

Menurutnya, pemenuhan gizi harus dipersiapkan sejak dini mulai dari dalam kandungan ibunya. 

"Generasi tersebut memiliki kecerdasan yang produktif inovatif dan damai dalam berinteraksi sosial, serta berkarakter kuat dalam kesehatannya," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya