Obesitas Bisa Berujung Stroke dan Diabetes, Batasi Konsumsi Garam

Diabetes
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2018 menunjukkan, 21,8 persen masyarakat Indonesia mengalami obesitas. Jika dibiarkan, diprediksi angka obesitas dapat mencapai 40 persen pada 2030. Ini artinya, hampir 1 dari setiap 2 orang dewasa di Indonesia akan mengalami obesitas. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Kondisi ini harus segera ditangani karena obesitas dikaitkan dengan sejumlah penyakit, seperti lebih berisiko terkena tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, dan diabetes.

Dokter Rafael Nanda R, MKK, mengungkapkan, prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. 

Segar dan Wangi, Inilah Khasiat Daun Mint untuk Penderita Diabetes

"Hal ini mengisyaratkan bahwa masyarakat harus mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat. Salah satu kuncinya adalah menjaga asupan gizi seimbang dengan memerhatikan takaran gula, garam, dan lemak pada setiap masakan," ujarnya dalam Health Talk & Virtual Tour yang diadakan Ajinomoto Visitor Center, baru-baru ini. 

Dokter Rafael menambahkan, garam memegang peranan penting dalam memberikan rasa lezat pada makanan. Garam atau sodium juga memiliki berbagai manfaat bagi tubuh, di antaranya menjaga keseimbangan cairan di tubuh dan berperan dalam menjaga fungsi saraf serta otot. 

Sadis! Suami Bakar Istri di Jayapura Gara-gara Sakit Stroke

Stroke

Photo :
  • Times of India

"Namun makanan dengan kandungan garam yang tinggi cenderung membuat orang makan berlebih, sehingga mengarah pada obesitas dan penyakit lainnya seperti hipertensi," terang dia. 

Selain itu, menurut Rafael, konsumsi garam yang tinggi dapat menyebabkan tingginya kadar natrium di dalam darah. Badan kesehatan dunia (WHO) menganjurkan, batas konsumsi aman garam per hari untuk orang dewasa, maksimal 5 gram atau kurang dari 1 sendok teh. 

"Oleh karenanya, penting untuk menjaga asupan garam agar tubuh tetap mendapatkan manfaatnya, tanpa menimbulkan berbagai risiko penyakit," pungkas dr. Rafael. 

Head of Public Relation Department PT Ajinomoto Indonesia, Grant Senjaya, mengatakan, saat ini mereka menginisiasi kampanye 'Bijak Garam' yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam memasak. 

"Salah satu faktor kendala sulitnya mengurangi garam dalam masakan adalah membuat rasanya tetap lezat dan tidak hambar. Kampanye 'Bijak Garam' bisa menjadi solusi cermat dalam mengurangi penggunaan garam dalam setiap masakan dengan mempertahankan cita rasa yang tetap seimbang," kata dia. 

Menurutnya, pengurangan asupan garam atau diet rendah garam dapat diganti dengan penggunaan garam dengan bumbu umami seperti MSG. 

Ilustrasi garam

Photo :
  • Pixabay

"Jadi, jika tetap ingin makanan yang dikonsumsi memiliki rasa yang enak, namun sekaligus ingin mengurangi garam, cara ini sangat cocok. Kandungan sodium pada MSG hanya 1/3 dari kandungan sodium pada garam biasa. Juga, sudah banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan, penggunaan MSG bermanfaat untuk membantu mengurangi asupan garam sekaligus menjaga kelezatan makanan," papar dia. 

"Bumbu umami terbukti meningkatkan rasa pada makanan. Namun, penggunaan bumbu umami masih banyak diragukan karena adanya berbagai informasi salah yang beredar di masyarakat," kata Grant Senjaya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya