66 Persen Pasien Omicron Pernah Terinfeksi COVID-19 Sebelumnya

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Sebuah studi yang dilakukan pada lebih dari 2 juta orang menemukan bahwa 2/3 dari 66 persen orang yang terinfeksi Omicron pernah terkena COVID-19 sebelumnya.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Laporan BBC pada studi itu, yang dilakukan oleh React, menyebutkan bahwa kebanyakan infeksi ulang terjadi pada tenaga kesehatan dan di rumah-rumah dengan anak-anak atau banyak orang yang tinggal dalam satu rumah.

Omicron atau varian B.1.1.529 sejauh ini adalah varian COVID-19 yang paling menular. Varian ini pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada 24 November 2021.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Varian ini memiliki jumlah mutasi yang besar, beberapa di antaranya mengkhawatirkan. Bukti awal menunjukkan risiko yang meningkat dari infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan variant of concern lainnya," ujar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 26 November dikutip laman Times of India.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat
Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Menurut beberapa laporan, banyak orang yang terkena infeksi COVID-19 di gelombang kedua juga terinfeksi lagi saat ini.

Dengan menekankan protokol kesehatan COVID-19, para pakar kesehatan sudah memperingatkan adanya infeksi ulang.

"Infeksi ulang adalah sesuatu yang kita tidak bisa abaikan dalam COVID-19 sama sekali, apapun variannya. Meskipun orang-orang sudah sembuh dari Omicron, mereka tidak boleh meremehkan risiko dengan memakai masker tidak benar atau tidak memakai sama sekali, karena infeksi ulang dengan varian ini masih belum bisa dikesampingkan," ujar anggota gugus tugas COVID-19 Maharashtra, Dr. Shashank Joshi.

Sementara itu, menurut studi yang dilakukan oleh Indian Council of Medical Research, respon simun yang diinduksi oleh infeksi Omicron  bisa membuat infeksi ulang dari varian seperti Delta menurun. Studi ini sudah dirilis dalam server pracetak bioRxiv.

Para pakar di seluruh dunia sudah menegaskan bahwa vaksinasi sejauh ini adalah senjata terbaik melawan COVID-19.

"Vaksinasi masih menjadi cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit parah dan perawatan di rumah sakit karena Omicron, dan saya mendorong siapapun yang belum vaksin untuk datang dan mendapatkan vaksin primer maupun booster sesegera mungkin," ujar Kepala Departemen Keamanan Kesehatan Inggris Dr Jenny Harries.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya