- Pexels/rawpixel.com
VIVA – Agar tubuh tetap bugar dan kuat berpuasa seharian, ada beberapa makanan dan minuman yang disarankan untuk dikonsumsi baik pada saat buka puasa atau pun makan sahur. Pun sebaliknya, ada makanan atau minuman yang juga harus dihindari ketika waktu makan saat Ramadhan ini.
Salah satu anggapan yang beredar luas di masyarakat adalah, kita tidak boleh mengonsumsi minuman berkafein, seperti teh dan kopi saat sahur. Sebab, keduanya memiliki efek diuretik, yang membuat kita sering buang air keci, sehingga kita akan lebih mudah merasa haus. Bahkan, yang terparah, kondisi ini bisa memicu terjadinya dehidrasi.
Selain bikin gampang haus, mengonsumsi kopi saat makan sahur juga dipercaya akan membuat tubuh mudah lemas saat menjalankan ibadah puasa. Benarkah demikian?
"Mitos. Yang penting ingat jangan berlebihan," ujar Spesialis gizi klinik, dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK(K), FINEM, dalam tayangan Hidup Sehat tvOne.
Lalu, berapa takaran minum kopi yang diperbolehkan saat santap sahur?
"Paling kalo saat sahur satu cangkir aja, buat memberikan semangat. Karena dia punya efek untuk memberikan semangat juga," jelas dia.
Dokter Ida lebih lanjut mengatakan, dirinya tidak menyarankan jika sahur hanya mengonsumsi kopi saja. Sebab, tubuh memerlukan energi untuk menjalani puasa seharian penuh.
"Tetep yang namanya sahur harus dilakukan. Karena badan kita kan tetep butuh energi. Kopi ini sering sekali hanya ditambahkan gula, gula itu adalah karbohidrat simpleks. Tapi untuk kebutuhannya, protein dan lemak kita yang menjaga supaya badan kita tidak cepat kehabisan energi itu adalah mereka," terang dia.
"Jadi kalau kita hanya menggunakan gula putih saja atau gula aren atau gula merah saja campuran dengan kopi, pada saat pertama memang iya energinya tinggi. Tapi setelah itu dia turun," tambah dia.
Untuk mempertahankan agar kita bisa kuat berpuasa selama 12-14 jam, Ida mengatakan harus ada unsur makanan lain yang harus dipenuhi. Apa saja?
"Contohnya ada lemak, protein, serat. Supaya dia bisa slowly risk. Jadi melepas energinya pelan-pelan," tutur dr. Ida Gunawan.