Epidemiolog UI Sebut Omicron BA.2 Dominan di RI

COVID-19 varian Omicron.
Sumber :
  • Times of India

VIVA – Epidemiologi UI, Pandu Riono memaparkan bahwa kasus COVID-19 masih terus dipantau di masa pandemi ini. Dibeberkan Pandu, jenis virus corona yang mendominasi di Tanah Air saat ini adalah Omicron tipe BA.2.

Vaksin COVID-19 Berbayar Setelah 31 Desember 2023

"Sekarang dominan adalah Omicron BA.2 tapi penurunan laju kasus, hospitalisasi, dan angka kematian terus terjadi. Artinya imunitas (sudah meningkat) bisa menjelaskan kenapa kok fenomena itu terjadi," ujar Pandu Riono dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Rabu 20 April 2022.

Ada pun survei tersebut dilakukan di 21 kabupaten kota di pulau Jawa dan Bali sebagai asal dan tujuan mudik masyarakat. Sebanyak 2.100 sampel diteliti dengan masing-masing daerah diambil 100 sampel. Peningkatan antibodinya sendiri cukup signifikan sebanyak 94,5 persen pada Desember 2021 dan kini menjadi 99,2 persen pada Maret 2022.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Kendati demikian, Pandu mengingatkan agar vaksinasi terus dijalankan terutama dengan dimulainya sejumlah kelonggaran aturan seperti diperbolehkan buka puasa bersama, shalat tarawih, hingga mudik. Selain vaksin dosis lengkap, Pandu menyarankan agar masyarakat mau menerima suntikan vaksin booster COVID-19.

COVID-19 varian Omicron.

Photo :
  • Pixabay/geralt
Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Vaksinasi tetap harus. Targetnya kalau bisa 100 persen pendduuk punya imunItas. Tentu imunitas baik dengan vaksin sampai booster karena itu yang bisa pertahankan atau kendalikan pandemi," kata Pandu Riono.

Lebih lanjut, Pandu menyampaikan bahwa dengan vaksin booster maka 'benteng' masyarakat terhadap virus corona akan lebih tinggi, terlebih dengan seringnya mutasi terdeteksi. Hal senada juga disampaikan epidemiolog FKM UI Muhammad N Farid yang menyebut risiko penularan akan makin rendah dengan vaksin booster.

"Vaksin 2 dosis dan booster penting karena tingkatkan kadar antibodi. Terlihat antibodi yang sudah booster jauh (lebih banyak) dibanding yang sudah terinfeksi (kekebalan alami)," katanya.

Untuk itu, juru bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., menyarankan agar masyarakat segera melakukan vaksin booster di fasilitas kesehatan terdekat sebelum mudik. Dengan begitu, antibodi akan mulai terbentuk sehingga mudik menjadi lebih tenang. Namun, Nadia menyebut di jalur mudik pun akan disediakan pos kesehatan untuk vaksin booster.

"Di puskesmas, rumah sakit masih akan ada. Lalu, 340 pos kesehatan yang sementara ini masih dikoordinasikan terkait vaksin booster karena kita akan hitung sumber daya manusia dan jarak antar pos. Saat ini puskesmas bisa 100-200 (booster). Kalau pos mudik kurang dari 100 vaksin. Kita sampaikan segera vaksinasi sebelum mudik," ujar Nadia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya