PeduliLindungi Diakses Banyak Orang, Data Bisa Bocor?

PeduliLindungi
Sumber :
  • PeduliLindungi

VIVA – Kementerian Kesehatan RI mulai merilis platform layanan integrasi kesehatan dengan sebutan Indonesia Health Service (IHS). Salah satu keunggulan platform terbaru ini nantinya bisa terkoneksi dengan PeduliLindungi serta riwayat pengobatan lainnya dari berbagai fasilitas rumah sakit yang bisa diakses oleh banyak orang. Lantas, amankah data-data yang ada?

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Kemenkes tengah menyuarakan pentingnya deteksi dini yang diaplikasikan melalui IHS tersebut. Di platform tersebut berisi berbagai layanan kesehatan mulai dari COVID-19, layanan rekam medis, hingga fasilitas laboratorium.

Terkait rekam medis sendiri, Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kementerian Kesehatan RI Setiaji menyebut bahwa tiap individu bisa melihat data pribadinya. Tak hanya itu, di platform ini pun dapat dilihat riwayat rekam medis dari anggota keluarganya 

Budi Gunadi Klaim Berhasil Jadi Menkes Karena Jokowi Tidak Pernah Masuk Rumah Sakit

"Nantinya masyarakat bisa mengakses data individunya sendiri, termasuk family-nya. Misalnya anak kita nanti akan imunisasi BCG, campak, dan lain sebagainya nanti itu sertifikat vaksinnya, imunisasinya, juga akan muncul di dalam aplikasi yang mereka miliki," ujar Setiaji dalam konferensi pers virtual Kemenkes, Senin 25 April 2022.

Lebih lanjut, riwayat pengobatan pasien di platform ini juga akan dipantau secara detail karena setiap fasilitas kesehatan akan terintegrasi. Maka, individu tersebut nantinya tak perlu mengisi formulir saat akses layanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang sudah tersimpan di IHS.

Banyak Pasien Berobat ke Luar Negeri, Rumah Sakit di Indonesia Kini Dibuat Layaknya Hotel Bintang 5

Ada pun, data di platform ini bersifat tertutup dan terbuka. Dalam artian, data terbuka hanya menampilkan jumlah seperti angka kasus COVID-19 saat ini. Data tersebut akan tetap ada di rumah sakit, namun hanya kesimpulannya yang diambil sebagai gambaran kesehatan.

"Data itu tetap ada di masing-masing rumah sakit, paling yang kita ambil hanya resume medis untuk peningkatan layanan kesehatan, nah selain ada pada aplikasi yang dipegang masing-masing individu tadi. Kalau secara publik bukan data pribadi yang kita share tetapi yang sifatnya agregat," tuturnya.

Sementara data tertutup berarti hanya milik individu tersebut maupun keluarganya yang hanya bisa diakses pihak tertentu. Sehingga, Setiaji menegaskan data-data itu tak akan bocor alias aman.

"Yang sifatnya individual seperti privasi ini tentunya kita batasi hanya pihak-pihak tertentu yang mengakses seperti individu. Individu seperti saya bisa mengakses data-data pribadi saya. Kemudian dokter dan fasilitas kesehatan lainnya bisa mengakses tetapi dengan concern ataupun izin dari pihak yang akan diakses datanya," uja Setiaji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya