Intervensi Nyeri Kini Bisa Dilakukan dengan Alat USG

Ilustrasi nyeri
Sumber :
  • U-Report

VIVA –  Rasa nyeri pada tubuh manusia tidak bisa dipandang sebelah mata. The International Association for the Study of Pain (IASP) menjelaskan, bahwa nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual. 

Usia Kehamilan Alyssa Soebandono Menuju 8 Bulan, Dude Harlino Masih Cari-cari Nama Anak

Nyeri dapat disebabkan dari berbagai faktor. Mulai rasa nyeri karena cedera otot, gangguan saraf atau biasa yang dikenal saraf terjepit, nyeri pasca-operasi, hingga nyeri akibat cancer.

Dokter spesialis Orthopaedi dan Traumatologi, dr. Alif Noeryanto Rahman, Sp.OT, FIPP, CIPS mengatakan, rasa nyeri tidak hanya terkait dengan cidera fisik semata, tapi sudah masuk pada psikologis pasien. Bahkan, tidak sedikit orang yang frustasi karena rasa nyeri yang dialami dalam kurun waktu yang panjang. 

Hipertensi Ancam Pikiran! Kontrol Tekanan Darah Seumur Hidup untuk Hindari Demensia

Menurutnya, meski rasa nyeri yang dialami oleh pasien tidak sama atau bersifat subjektif. Dia meyakini, setiap manusia menginginkan hidupnya bebas dari rasa nyeri. 

Sementara itu, dokter spesialis Orthopaedi yang saat ini bertugas di RSPAD Gatot Soebroto, dokter Brigjen TNI Edli Warman mengatakan, rasa nyeri menjadi salah satu alasan atau penyebab pasien untuk datang ke rumah sakit. 

Aisah Dahlan Ungkap Anak Jadi Nakal atau Bodoh Tergantung Ucapan Orangtua, Apa Alasannya?

Menurutnya, rasa nyeri bisa dibagi dengan tiga kategori, yaitu nyeri tingkat ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat atau nyeri kronis. Dan penanganannya pun tentunya dilakukan dengan cara atau treatment yang tidak sama.

"Penanganan pasien ini memang bermacam-macam, ada yang konservatif dengan pengobatan, operasi, fisioterapi, dan salah satunya adalah dengan intervensi nyeri," kata spesialis orthopedi, dr. Edli Warman Sp.OT dalam keterangannya ketika menggelar Bakti Sosial Intervensi Nyeri di RSJ. dr.Soeharto Heerdjan beberapa waktu lalu.

Metode baru intervensi nyeri

Para ahli atau dokter spesialis yang tergabung dalam Program Pendidikan Precursor Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) saat ini tengah memperkenalkan metode baru sebagai salah satu cara untuk intervensi nyeri pada para penderita nyeri. 

Luar biasanya adalah, metode intervensi nyeri itu dilakukan dengan menggunakan alat Ultrasonografi (USG) yang umumnya digunakan untuk melakukan pemeriksaan pada janin atau kehamilan.

Direktur Program Pendidikan Precursor Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), dr. Alif Noeryanto Rahman, Sp.OT, FIPP, CIPS, mengatakan, metode intervensi nyeri menggunakan alat USG ini baru dikenal sekitar tahun 2014 di Indonesia. 

"Jadi memang metode ini masih relatif baru. Di dunia sudah dimulai sejak tahun 2000-an, tapi di Indonesia baru dilakukan sejak tahun 2014-an," kata Alif.

Lebih jauh dia menjelaskan, pada umumnya mematikan saraf rasa (nerve block) dilakukan oleh para ahli anestesi untuk menghilangkan rasa nyeri selama operasi berlangsung.

Namun, saat ini nerve block dapat digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati nyeri lokal. Dengan dosis kecil obat anesthesi yang disuntikan ke saraf dapat menghilangkan rasa nyeri lokal pada titik tertentu. 

"Alat USG inilah yang kita gunakan untuk membantu memindai saraf halus perasa tadi dengan tepat dan akurat," kata Alif.

Jika anda selama ini merasakan nyeri menahun pada bagian-bagian lokal tubuh, seperti pada leher, kepala atau wajah, sendi bahu, pinggang, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki, tumit, paha, pinggul, mungkin ini saatnya anda mencoba melakukan intervensi nyeri dengan metode terapi nerve block dengan alat USG ini.

"Karena tujuan terapi nerve block ini dapat mengurangi tingkat nyeri yang sangat menyiksa dan berlangsung cukup lama. Analoginya, lampu yang menyala adalah sumber nyeri, jika kabel listrik (saraf) kita putuskan (blok), maka lampu akan padam (nyeri menghilang)," tutur Alif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya