Cacar Monyet vs COVID-19, Mana yang Lebih Berbahaya

Cacar monyet
Sumber :
  • times of india

VIVA – Di tengah pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, para ahli telah menyuarakan keprihatinan atas penyakit virus baru yang mendatangkan malapetaka di dalam dan di seluruh dunia.

Sejauh ini, lebih dari 100 kasus telah dikonfirmasi secara global dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Sabtu memperingatkan agar tidak menganggap enteng penyakit itu.

"Situasinya berkembang dan WHO memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet yang diidentifikasi saat pengawasan meluas di negara-negara non-endemik," kata badan kesehatan global itu, dilansir dari Times of India.

"Penyelidikan epidemiologi sedang berlangsung, namun, kasus yang dilaporkan sejauh ini tidak memiliki hubungan perjalanan yang mapan ke daerah endemik. Berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, kasus terutama tetapi tidak secara eksklusif telah diidentifikasi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) yang mencari perawatan di perawatan primer. dan klinik kesehatan seksual," tuturnya.

Hingga saat ini, belum ada kematian terkait wabah tersebut. Dibandingkan dengan virus SARs-CoV-2, para ahli percaya bahwa kita memiliki lebih banyak sumber daya dan alat untuk mencegah penyakit agar tidak lepas kendali dan untuk mengobatinya. 

Cacar monyet

Photo :
  • times of india

Apa yang menyebabkan

Sementara penyakit COVID-19 disebabkan oleh sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2), monkeypox ata cacar monyet dikaitkan dengan genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. 

Yang terakhir dikatakan biasanya menyebar dan beredar di antara hewan liar di Afrika Tengah dan Barat, dapat ditularkan ke manusia ketika mereka makan atau melakukan kontak dekat dengan hewan yang terinfeksi.

Selain itu, sementara COVID-19 mengandung untaian tunggal materi genetik yang disebut RNA, virus cacar monyet membawa kode genetik untai ganda dalam DNA.

Bagaimana cacar monyet menyebar?

Penyakit ini dinamai monkeypox pada tahun 1958, ketika virus terdeteksi di koloni monyet, yang digunakan untuk tujuan penelitian.

Bisa juga menular ke manusia dan bisa menular ke orang lain. Seseorang dapat menyebarkannya satu sama lain melalui kontak dekat, dengan cairan tubuh, luka pada kulit, atau permukaan mukosa seperti di mulut atau tenggorokan, Organisasi Kesehatan Dunia menjelaskan.

Monkeypox jauh lebih mudah menular

Cacar monyet

Photo :
  • times of india

Melihat meningkatnya jumlah kasus cacar monyet di seluruh dunia, beberapa negara mulai mengambil tindakan tegas. Baru-baru ini, otoritas kesehatan Inggris mengangkat kekhawatiran tentang lonjakan kasus varian Afrika Barat di negara itu.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) telah menyarankan orang-orang yang berisiko tinggi terkena cacar monyet atau mereka yang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi untuk mengasingkan diri selama 21 hari. Belgia juga telah memperkenalkan karantina wajib 21 hari untuk pasien cacar monyet.

Namun, di tengah kegilaan tersebut, profesor biokimia Universitas Otago Kurt Krause mengatakan bahwa virus cacar monyet kurang berbahaya daripada COVID-19 meskipun memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.

"Cacar monyet bisa serius, tetapi secara umum, wabah yang terjadi melibatkan beberapa ratus orang dan mereda karena virus tidak mudah menular dari satu orang ke orang lain", jelasnya dalam sebuah wawancara dengan layanan berita internasional, Newshub .

Perbedaan gejala

Gejala COVID-19 yang paling umum termasuk demam, sakit tenggorokan, batuk, kelelahan, pilek, nyeri sendi, sakit kepala, sesak napas, nyeri dada, kehilangan indra penciuman dan perasa, serta masalah pencernaan.

Gejala cacar monyet di sisi lain mirip dengan cacar. Menurut WHO, sakit kepala, demam, kedinginan, sakit tenggorokan, malaise, kelelahan, ruam, dan limfadenopati adalah beberapa tanda dan gejala umum cacar monyet.

Poligami: Mendatangkan Kebahagiaan atau Penyakit? Ini Kata Ustaz Khalid Basalamah

Ketersediaan vaksin

Vaksinasi

Photo :
  • Times of India
Program Restrukturisasi Kredit Terdampak COVID-19 Berakhir, OJK Ungkap Alasan Tak Diperpanjang

Kita semua mengetahui vaksin COVID-19 dan program vaksinasi. Demikian pula, di tengah peringatan cacar monyet, kita juga harus tahu apakah ada vaksin untuk mencegah penyakit itu.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tidak ada pengobatan yang terbukti untuk cacar monyet secara khusus, tetapi karena cacar monyet terkait erat dengan cacar, vaksin cacar, antivirus, dan imunoglobulin vaccinia dapat melindungi orang dari cacar monyet.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

WHO mengatakan bahwa mereka yang berusia di bawah 40-50 tahun tidak mungkin divaksinasi terhadap cacar, karena vaksinasi berakhir pada tahun 1980.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024