- VIVA/Isra Berlian
VIVA – Memiliki rambut sehat, indah dan kuat adalah dambaan bagi setiap orang. Namun tidak sedikit dari kita yang mengalami masalah rambut rontok. Tidak sedikit dari kita pun yang merasa cemas ketika mengetahui rambut kita rontok.
Kerontokan rambut diketahui paling banyak dialami oleh pria, yakni sekitar 60 persen dan 50 persen wanita di seluruh dunia mengalami berbagai macam kerontokan rambut. Beragam cara bisa dilakukan untuk mengatasi rambut rontok, mulai dari mengatur asupan makan hingga perawatan rambut seperti transplantasi rambut.
Transplantasi rambut adalah prosedur yang dilakukan untuk mengembalikan rambut pada area kulit kepala yang mengalami penipisan hingga kebotakan.
Dokter ahli di bidang transplantasi rambut, dr. Cintawati Farmanina, Mbio (AAM) mengatakan bahwa transplantasi rambut sedang menjadi tren di kalangan masyarakat dan selebriti karena bisa mengatasi rambut yang mundur, menipis, botak, dan rusak.
"Alasan orang transplantasi lebih banyak untuk mengatasi kebotakan. Tren ke arah sini estetika, hairline ingin dahi ga lebar, mah ada alis, janggut," kata dia saat press conference di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 24 Mei 2022.
Lebih lanjut, tindakan transplantasi rambut harus dilakukan oleh dokter dengan keahlian khusus, berpengalaman, dan sertifikasi khusus transplantasi rambut. Sebab kata dia, jika transplantasi rambut tidak dilakukan oleh ahlinya, maka hasilnya rambut tidak akan tumbuh secara natural dan sempurna, bahkan bisa menyebabkan bekas luka yang permanen di area kepala.
"Berdasarkan pengalaman, sekitar 30% dari total pasien yang saya tangani ingin melakukan re-touch atau transplantasi rambut ulang karena kurang puas setelah melakukan transplantasi rambut di luar negeri. Selain itu, konsultasi pasca tindakan juga sangat terbatas karena memerlukan biaya yang besar untuk pergi ke luar negeri lagi," ungkap dia.
Sementara itu, untuk transplantasi rambut metode yang digunakannya adalah metode DHI. Metode DHI merupakan metode transplantasi rambut terbaik dunia yang memiliki tingkat keberhasilan hingga 97% dengan hasil lebih natural, tidak meninggalkan bekas.
"Di seluruh dunia, metode DHI merupakan metode terbaik dengan tingkat keberhasilan paling tinggi dan telah digunakan selama puluhan tahun. Saya bangga membawa metode DHI ke Indonesia, khususnya di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic. Di klinik ini, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI, bukan oleh Asisten Dokter,” tambah Farmanina.
Untuk proses transplantasi rambut sendiri, Farmanina menjelaskan pasien akan menjalani beberapa prosedur. Mulai dari pengecekan rambut apakah rambut tersebut bisa dilakukan pemindahan atau tidak, seperti apa kebutuhan pasien.
Kemudian pengecek psikologis pasien, dalam hal ini pasien akan dilihat secara aspek pemikirannya terhadap transplantasi rambut berlebihan atau tidak. Kemudian melakukan pengecekan jumlah rambut di bagian belakang untuk didonorkan cukup atau tidak. Jika ternyata rambut bagian belakang yang didonorkan tidak cukup, maka pihak dokter akan melakukan treatment terlebih dahulu agar rambut yang ingin didonorkan cukup untuk diambil dan ditransplantasikan.
Kemudian dilakukan medical artistic aspect yang mencakup desain garis rambut, distribusi rambut, ekstraksi daerah donor, pantau jumlah folikel dan rambut yang diekstraksi, kepadatan rambut, arah dan sudut rambut yang ditanamkan hingga jumlah rambut.
"Nanti ketika diambil rambutnya, pasien ditidurkan nantinya akar rambut akan diambil satu-satu, setelah empat jam dikeluarkan nantinya pasien akan diberikan waktu istirahat selama 1,5 jam. Setelah itu implantasi ditanam satu-satu, ini tidak ada sayatan tidak ada operasi sama sekali. Tapi perlu ketelitian ke dalaman harus pas derajat kemiringan harus disesuaikan dengan yang ada. Tidak bisa asal-asalan sehingga maksimal," kata dia.
Lebih lanjut untuk proses transplantasi rambut sendiri memakan biaya dengan range Rp20 juta. Namun hal ini tergantung luasan berapa area yang ditanam dan dipindahkan.
