Pasien Meninggal Diduga Hepatitis Akut Berjumlah 4 Orang

Ilustrasi hepatitis pada anak
Sumber :
  • The Sun

VIVA – Jumlah kasus diduga hepatitis akut di Indonesia per Senin 23 Mei 2022, terdeteksi 16 orang. Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menyampaikan, ada penambahan dua kasus, dari yang sebelumnya 14 kasus. 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Sementara untuk kelompok usia, Syahril mengungkapkan, kasus terbanyak berasal dari anak berusia 0-5 tahun. 

"Kelompok usia yang terbanyak adalah 0-5 tahun ada 11 orang. Kemudian umur 6-10, ada 3 dan berikutnya 2 orang," ujarnnya saat Konferensi Pers yang digelar virtual, Selasa 24 Mei 2022. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Lebih lanjut Syahril memaparkan, status pasien meninggal diduga hepatitis akut berjumlah 4 orang. 

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • freepik/lifeforstock
Terpopuler: Ramalan Zodiak sampai Penjelasan Buya Yahya Soal Panggilan Pak Haji

"Saat ini status pasien 4 orang meninggal, 1 probable dan 3 klasifikasi pending, belum selesai. Dan 12 orang itu masih pending," kata dia. 

"Tentang 1 kasus probable, pasien ini sudah disingkirkan hepatitis A, B, C, E-nya biar non reaktif dan juga patogen lainnya negatif. Sehingga ini menunggu saja keputusan dari WHO," tambah dia. 

Sedangkan 15 kasus pending classification, kata Syahril, tersebar di 10 provinsi dan masih menunggu hasil pemeriksaan. 

"Sebagai contoh di DKI ada 1 orang, hanya menunggu pemeriksaan patogen yang lain. Patogen lain yang telah ditemukan pada pasien yang diperiksa, satu orang ini adalah Cytomegalovirus, yang satu pasien positif COVID-19," ungkapnya. 

Ilustrasi hepatitis pada anak

Photo :
  • The Sun

Menjelaskan kronologinya, Syahril mengungkapkan, semula kasus kumulatif berjumlah 35 yang telah dilaporkan. Namun, 19 kasus atau 54 persen sudah dikeluarkan karena tidak terdeteksi hepatitis akut. Sehingga total kasus di Indonesia saat ini berjumlah 16 kasus. 

"Karena ternyata ditemukan virus demam berdarah 57,8 persen atau 11 orang, kemudian ada yang infeksi bakteri 3 orang, hepatitis anyar 2 orang, kemudian ada kardiomiopati 1 orang, yang berkaitan dengan obat 1 orang dan glikemi 1 orang. Jadi, ada 19 kasus yang dilaporkan dari 35 sudah discutting, sehingga tinggal 16 orang," papar dr. Mohammad Syahril. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya