Pakar IDI: Cacar Monyet Bisa Menimpa Semua Kalangan

Cacar monyet
Sumber :
  • times of india

VIVA – Ketua Satuan Tugas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Zubairi Djoerban menegaskan bahwa kasus cacar monyet dapat menimpa semua kalangan. Ia menilai, sorotan pada kelompok dengan preferensi seksual tertentu terkait penyakit cacar monyet belum terbukti secara ilmiah.

Direkomendasikan oleh IDI, Apa Sih Physical Sunscreen Itu?

Dalam sejumlah pernyataannya, Prof Beri, sapaannya, menuturkan bahwa penyakit cacar monyet memiliki risiko kematian yang tetap ada namun angkanya sangat kecil. Fakta lainnya yang juga patut diingat oleh masyarakat adalah ini dapat pulih dalam kurun waktu beberapa pekan

"Tingkat kematian 1 persen. Kebanyakan pulih dalam 2-4 pekan," tuturnya dikutip dari akun twitter miliknya.

Galih Loss sudah Minta Maaf soal Video 'Serigala', Polisi beri Jawaban Menohok

Terlebih, Prof Beri menegaskan penularannya tak semudah penyakit SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Meski sudah menular di 20 negara dengan lebih dari 200 kasus, beruntung Indonesia belum mendeteksi kasus ini.

"Cacar monyet menyebar melalui lesi, respiratory droplets, dan benda yang terkontaminasi. Bukan penyakit gay," ujarnya.

Pendingin Udara Ini Bisa Mendeteksi Pergerakan Manusia

Ada pun gejala yang timbul sangat jelas berupa pustula atau bintik ruam merah dengan isi cairan. Gejala yang jelas itu semakin dicurigai apabila kontak dengan hewan liar. Untuk itu, semua kalangan berisiko diintai penyakit tersebut.

"Semua rentan. Tak tergantung preferensi seksual. Kecil kemungkinan jadi pandemi," kata dia.

Ketua Satgas COVID-19 IDI Zubairi Djoerban.

Photo :
  • Repro video.

Diketahui, Kementerian Kesehatan RI melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit meminta seluruh jajaran kesehatan mewaspadai penyakit cacar monyet (monkeypox). Ada sejumlah imbauan yang harus dilakukan untuk mencegah penularan penyakit tersebut.

Hal itu tertuang dalam surat edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit nomor HK.02.02/C/2752/2022 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit monkeypox di Negara non Endemis.

Monkeypox adalah penyakit virus zoonosis (virus ditularkan dari hewan ke manusia) yang dapat sembuh sendiri. Penyakit itu disebabkan oleh virus monkeypox (anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae) yang umumnya terjadi di Afrika Tengah dan Afrika Barat. 

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS mengatakan ppenyakit ini dapat bersifat ringan dengan gejala yang berlangsung 2 – 4 minggu, namun bisa berkembang menjadi berat dan bahkan kematian (tingkat kematian 3 – 6 %). 

“Penularan kepada manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut,” katanya dikutip dari keterangan persnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya