Sarapan Telur Bikin Kolesterol Tinggi? Ini Faktanya

Ilustrasi telur.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Telur menjadi salah satu pilihan paling mudah untuk dikonsumsi di pagi hari lantaran tak memakan waktu lama saat diolah. Kendati begitu, banyak yang merasa bahwa telur bisa mencetuskan kolesterol tinggi di tubuh. Benarkah demikian?

5 Manfaat Cangkang Telur untuk Berkebun, Bisa Jadi Pupuk Organik

Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Feni Nugraha Mars, Mgz, SpG, menuturkan bahwa telur memiliki dua bagian dengan kandungan berbeda-beda. Kedua bagian ini memiliki manfaat serta dampak berbeda bagi tiap individu.

"Tergantung bagian telurnya. Telur ada kuning dan putih. Kolesterol tinggi si kuning. Satu butir mengandung 180-250 mg kolesterol," tutur Feni dalam acara Hidup Sehat tvOne, baru-baru ini.

Kurang Tidur Saat Puasa, Bisa Picu Kenaikan Kadar Kolesterol, Kok Bisa?

Pada dasarnya, rekomendasi kolesterol harian hanya 200mg per hari bagi orang dewasa pada umumnya. Sementara untuk anak-anak, mungkin sumber kolesterol masih sangat dibutuhkan, namun pada orang dewasa sebaiknya dibatasi bagian kuning telur tersebut.

"Putih telur tidak mengandung kolesterol dan protein saja. Batasi kuningnya yang punya kolesterol tinggi," jelasnya.

Suka Hangatkan Makanan Sisa Buka untuk Sahur? Hati-hati Bisa Sebabkan Masalah Serius Ini

Untuk mengonsumsi telur saat sarapan, dokter Feni juga menyarankan agar ditemani segenggam sayur dan buah segar. Semakin banyak warna di piring dari buah dan sayur, maka vitamin, mineral, hingga antioksidan semakin beragam.

Telur

Photo :
  • Times of India

"Warna warni beda antioksidan berbeda. Kalau diolah akan rusak kandungan vitamin apalagi kalau suhu tinggi. Disarankan mentah asal pencucian dilakukan benar agar terbebas dari bakteri. Cara terbaik dikukus atau direbus tapi jangan terlalu lama. Air rebusannya jangan lupa dikonsumsi," sarannya.

Di sisi lain, dokter Feni meminta agar masyarakat menghindari sarapan dengan makanan kaleng. Sebab, sumber makanan itu sudah tinggi lemak jenuh, gula, dan garam. Mengonsumsinya terlalu sering dapat membahayakan tubuh.

"Kalau berlebihan bisa risiko obesitas, penyakit jantung, dan hipertensi. Bahan pengawet di makanan kaleng kalau udah lewati BPOM cukup aman asal tetap jangan berlebihan," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya