Perempuan Lebih Rentan Idap Osteoporosis, Kok Bisa?

Ilustrasi tulang
Sumber :
  • Zheng Gu Shui

VIVA Lifestyle – Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang membuat tulang lebih mudah 'rapuh' dan patah karena berbagai faktor. Meski mengintai siapa pun, faktanya kondisi osteoporosis sendiri lebih rentan mengintai kaum hawa. Apa alasannya?

Kowani Kaji Uji Materi Aturan Pembagian Harta Bersama yang Merugikan Perempuan

Dokter Spesialis Bedah Ortopedi Dr. Isa An Nagib, Sp.OT(K)., FICS bahwa pada usia 0-30 tahun, tulang mengalami deposisi atau tulang itu lebih banyak pembentukan dibandingkan resorption atau pembongkaran. Namun di atas usia tersebut, secara fisiologis tulang kitapun mengalami degenerasi.

"Artinya terjadi lebih banyak pembongkaran, sehingga isi di dalam gelas berkurang terus," ujar dokter Isa dalam acara virtual Imboost Bone, baru-baru ini.

Kemen-PPPA: Perempuan Lebih Rentan Terdampak Perubahan Iklim karena Peran Tradisional Gender

Kondisi seperti itu apabila terus menerus dibiarkan akan membuat kondisi tulang tidak baik. Tulang jadi rentan patah, bahkan hanya kepeleset saja bisa membuat tulang jadi patah. Keadaan seperti ini tidak boleh dibiarkan. Sebab, akan membuat kualitas hidup seseorang menjadi berkurang. Apalagi, permasalahan tulang bersifat silent disease, yang bila dibiarkan dapat menimbulkan risiko yang dapat disesali di kemudian hari. 

"Osteoporosis itu silent disease karena kadang kala kita tidak sadar bahwa dia sedang berproses di tubuh. Kita baru sadar setelah komplikasi timbul. Dengan cedera sepele hanya terpleset, tahu-tahu, tulang patah. Oh ternyata sudah ada osteoporosis," tuturnya.

Menteri PPPA: Pemkab Wajo Contoh Keberhasilan Tekan Angka Perkawinan Anak

Lebih dalam, dokter Isa menjelaskan bahwa dosis harian kalsium berbeda jumlahnya berdasarkan umur. Usia 1-3 tahun hanya membutuhkan 700 mg kalsium per harinya. Sedangkan di usia 4-8 tahun akan meningkat menjadi 1.000 mg per hari. Lalu akan butuh sebesar 1.300 mg per hari pada usia 9-18 tahun. Dosis 1.300 mg per hari ini juga diperlukan pada seorang wanita saat hamil. 

Ilustrasi Tulang Sehat

Photo :
  • U-Report

"Perempuan cenderung lebih sedikit asupan kalsiumnya, jadi lebih gampamg memang terjadi osteoporosis. Bukan masalah itu saja tapi perempuan rentan alami osteoporotik. Apa sih yang membuat lebih rentan? Banyak faktor, salah satunya hormonal," tuturnya.

Hormon perempuan di masa pra menopause atau saat menopause mengalami penurunan drastis, salah satunya hormon estrogen. Hormon estrogen sendiri berfungsi baik untuk memaksimalkan menjaga kepadatan tulang, yang menurun saat usia menopause terjadi.

"Apabila hormon tersebut menurun, kadarnya otomatis berkurang. Otomatis perempuan lebih mudah alami osteoporosis. Kalau asupan kalsiumnya itu beda-beda tiap usia," jelasnya.

Tips Jaga Kepadatan Tulang

Untuk itu, penting mengonsumsi suplemen yang sama seperti makanan, namun dalam bentuk yang berbeda. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk mengonsumsi suplemen tulang, sebagai tambahan dari karena dari makanan atau susu yang kita konsumsi.

“Istilahnya, suplemen itu adalah ekstrak dari makanan yang kita konsumsi," jelas Dr. Isa. 

Dokter Isa juga menegaskan bahwa kunci osteoporosis adalah harus preventif, dalam arti pencegahan yang lebih baik dibandingkan pengobatan. Berikut ini tips dari dokter Isa:

- Mengkonsumi makanan-makanan dengan kandungan kalsium yang cukup untuk kebutuhan harian

- Melakukan aktivitas dan olahraga yang mampu menjaga kepadatan tulang, seperti bersepeda, lari, jalan, dan sebagainya. 

- Hindari aktivitas dan kebiasaan yang mendorong percepatan dari pengeroposan tulang. Contohnya, merokok, minum alkohol rutin, dan sebagainya.

- Tambahkan suplemen yang mengandung kalsium dan pastikan mengkonsumsi suplemen kalsium yang mengandung Vitamin K2 dan Magnesium sebagai pencegahan. Rutin mengkonsumsi suplemen setiap hari baik dilakukan.

Makanan untuk ibu hamil

Photo :
  • pixabay

- Saat seorang wanita sedang hamil dan menyusui, kebutuhan kalsium meningkat sehingga harus ditambahkan dengan suplemen.

Cek massa tulang secara rutin tiap enam bulan sekali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya