4 Langkah Jaga Kesehatan Mental dan Produktivitas Pekerja

Pekerja kantoran
Sumber :
  • Maverick

VIVA Lifestyle – Pandemi COVID-19 membuat isu kesehatan mental menjadi sorotan di lingkungan kerja karena meningkatnya laporan tentang karyawan yang merasa terisolasi secara sosial, stres dengan pekerjaan, mengalami gangguan kecemasan, atau lelah secara emosional. 

Cuan Banget, Inilah Kenapa Live Selling Disarankan Buat Para Penjual Online

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa masalah kesehatan jiwa seperti depresi dan gangguan kecemasan telah menimbulkan kerugian ekonomi secara global sebesar 1 triliun dollar AS setiap tahun karena berkurangnya produktivitas pekerja.

Lita Soenardi salah satu pendiri Maverick Indonesia, sebuah perusahaan konsultan komunikasi independen ternama di Jakarta, mengatakan bahwa selama pandemi banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan agar produktivitas tidak anjlok, kesehatan mental dan fisik karyawan tetap terjaga, dan kepuasan rekan bisnis tetap tinggi. 

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Maverick yang tahun ini merayakan 20 tahun keberadaannya adalah salah satu perusahaan di bidang konsultasi dengan inisiatif internal paling progresif untuk menjaga kesehatan mental dan keseimbangan kehidupan kerja di antara jajaran perusahaan di Indonesia. 

Berikut ini empat inisiatif untuk mendukung kesehatan mental karyawan dan mencegah kelelahan versi Maverick Indonesia.

Jadi Gampang Sakit, Benarkah Stres Mempengaruhi Sistem Imun?

Ilustrasi karyawan.

Photo :
  • U-Report

1. Tingkatkan kesadaran pentingnya kesehatan mental

Peralihan sistem kerja work from office menjadi work from home dapat menciptakan masalah pada karyawan seperti perasaan terisolasi, kesulitan untuk merasa terhubung dengan anggota tim, kurangnya kesempatan untuk bertukar ide dan pemikiran, dan kesulitan dalam memisahkan pekerjaan dengan kehidupan pribadi. 

“Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental merupakan titik awal dalam mendukung karyawan di lingkungan kerja. Untuk mengetahui kondisi karyawan, kami senantiasa mendengarkan dengan seksama aspirasi staf melalui serangkaian percakapan, jajak pendapat, dan obrolan kasual dengan para pemimpin tim, lalu merespon setiap kali menemukan suatu isu,” kata Lita.

Pada tahun ketiga pandemi COVID-19, perusahaan di Indonesia ditantang untuk mencari cara untuk menemukan dinamika kerja yang sesuai dengan naik-turunnya kasus COVID-19. Maka pada masa yang penuh ketidakpastian seperti saat ini, setiap kebijakan yang diambil perlu menempatkan kesehatan mental karyawan sebagai hal penting.

“Dengan mendukung kesehatan mental karyawan, kami berharap mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih produktif, lebih bahagia, dan lebih sehat,” ujar Lita. 

2. Waktu kerja fleksibel

Saat beralih ke mode remote working pada awal tahun 2020, Maverick tidak mengalami kesulitan untuk membiasakan karyawannya dengan metode kerja tersebut. Hal ini dikarenakan Maverick telah mencoba memperkenalkan jam kerja yang fleksibel dan fleksibilitas bekerja dari rumah sejak sebelum masa pandemi. 

Saat situasi pandemi COVID-19 semakin membaik seperti saat ini, Maverick mengambil momentum untuk menerapkan sistem kerja hybrid. Dengan sistem hybrid ini karyawan tetap memiliki keleluasaan untuk bekerja dari rumah, namun diminta untuk datang ke kantor minimal dua kali seminggu, sehingga mereka dapat berinteraksi langsung dengan rekan kerja, menghadiri sesi pelatihan atau rapat penting secara offline. 

Karyawan dapat menentukan sendiri hari dan waktu kedatangan mereka ke kantor. Dengan cara ini, perusahaan dapat terus memupuk budaya kerja kolaboratif di antara karyawan, sambil tetap memberi mereka fleksibilitas. Cara ini juga terbukti memberikan kenyamanan bekerja bagi karyawan tanpa mengganggu produktivitas serta tingkat kepuasan klien-klien yang ditangani selama pandemi. 

3. Mengelola stres di tempat kerja‍

Ilustrasi wanita stres dengan pekerjaannya.

Photo :
  • U-Report

Stres dalam pekerjaan sering kali adalah sebuah keniscayaan. Namun selalu ada inisiatif untuk membantu karyawan mengelola tekanan kerja secara efektif. ‍

Langkah yang penting dilakukan adalah dengan memastikan beban kerja yang merata dan sesuai dengan kinerja yang diharapkan dari setiap tingkatan karyawan. Saat pertemuan harian di pagi hari, anggota tim dapat memberi tahu tim lain tentang pekerjaan yang sedang berlangsung, menawarkan atau meminta bantuan, serta memberi saran dan berbagi wawasan. 

“Tidak hanya itu, pertemuan singkat berdurasi 15-20 menit ini menjadi rutinitas yang menyenangkan karena memberikan kesempatan untuk saling berkabar serta mengucapkan selamat atas pencapaian tim maupun pribadi. Untuk menambahkan elemen hiburan, sekali sepekan karyawan diminta untuk memasang filter ZOOM kreatif selama pertemuan ini,” ujar Lita menambahkan tentang kebiasaan di Maverick. 

Maverick juga ingin memberikan waktu istirahat yang cukup bagi karyawannya dengan menerapkan beberapa kebijakan seperti kebijakan hari tanpa conference call setiap Jumat, kebijakan periode hening WhatsApp, telepon, dan email mulai pukul 8 malam hingga 8 pagi, serta kebijakan untuk mengakhiri aktivitas kerja lebih awal, yaitu pada pukul 16.00, setiap Jumat di akhir bulan.  

4. Aktivitas pendukung kesehatan mental

Sebagai salah satu bentuk dukungan kepada karyawan dalam menjaga kesehatan mentalnya, perusahaan juga dapat menyediakan fasilitas konseling dengan psikolog. 

Maverick adalah salah satu perusahaan yang memberikan fasilitas konsultasi gratis dengan psikolog in-house. Melalui diskusi dengan tenaga profesional yang memahami kegelisahan dan berbagai tantangan kehidupan yang mereka hadapi, diharapkan karyawan bisa memperoleh jalan keluar yang terbaik. 

Bentuk dukungan perusahaan terhadap kesehatan mental karyawan juga dapat dilakukan dalam bentuk memberikan mereka cuti berbayar pada hari-hari tertentu di luar dari hak cuti tahunan mereka dan libur nasional dari Pemerintah. 

Di Maverick, sebagai bentuk penghargaan atas kerja keras dan dukungan karyawan selama pandemi, manajemen memberikan ekstra dua hari libur bersama yang jatuh bersamaan dengan World Happiness Day dan World Mental Health Day serta satu hari cuti berbayar di hari ulang tahunnya. Dengan penambahan hari libur dan cuti ini, diharapkan karyawan dapat beristirahat atau menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat.

Lita menambahkan bahwa setiap staf Maverick yang telah bekerja lebih dari satu tahun juga berhak atas Dana Pengembangan Pribadi (Personal Development Fund/PDF) senilai satu bulan gaji.

Karyawan dapat memanfaatkan PDF untuk mempelajari sesuatu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan atau bepergian ke tempat yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya. Melalui kegiatan ini karyawan dapat memperluas wawasan, menambah jejaring, dan tentunya berkesempatan untuk lebih menikmati kehidupan di luar dunia kerja. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya