Pandemi Picu Minim Deteksi Dini, Kemenkes Imbau Edukasi Kanker

Ilustrasi Kanker Payudara
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Deteksi dini menjadi salah satu faktor penting dalam mencegah munculnya atau keparahan akibat kanker. Bukan tanpa alasan, pengobatan pada kanker sendiri terbilang cukup banyak dengan peluang kesembuhannya sangat rendah sehingga angka kematian pada pasien kanker bisa bertambah.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Kepala Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Aldrin Nellwan Panca Putra, Sp.Ak, MARS, M.Biomed, M.Kes, SH, menjabarkan bahwa deteksi dini yang masih kurang dijalani masyarakat bisa disebabkan berbagai faktor. Faktanya, kesadaran dari tiap individu untuk melakukan deteksi dini masih sangat kurang sehingga perilaku deteksi dini pun kerap terabaikan.

"Yang penting adalah kesadaran masyarakat itu sendiri karena sesuai arah Kemenkes, kami sudah berupaya memenuhi semua kebutuhan akses deteksi dini sehingga yang kami butuhkan sekarang kesadaran masyarakat untuk mau melakukan deteksi dini di fasilitas kesehatan terdekat atau fasilitas kesehatan pertama (puskesmas)," ujar dokter Aldrin dalam gelaran  Cancer Community Festival (CCF) 2022 oleh   Kalbe melalui One Onco, baru-baru ini.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Ilustrasi Kanker

Photo :
  • Times of India

Edukasi untuk deteksi dini kanker

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Dokter Aldrin menyebutkan bahwa terdapat empat strategi dalam penanggulangan kanker. Pertama ialah melakukan promosi kesehatan supaya masyarakat tahu, mau, dan mampu untuk melakukan penanggulangan kanker. Kedua, dengan melakukan suatu perlindungan khusus, misalnya kanker serviks dengan vaksin HPV (human papillomavirus). Terakhir, melakukan deteksi dini dan pengobatan yang sesuai standar. 

"Edukasi masyarakat penting untuk deteksi dini. Itu harus didasari pengetahuan masyarakat yang bikin yakin kalau deteksi dini itu satu kebutuhan," tuturnya.

Edukasi tersebut bisa dijalani melalui berbagai hal, termasuk penyelanggaraan oleh komunitas kanker sebagai support system pasien. Hal itu pula yang menjadi dasae dari CCF 2022 sebagai festival yang berlangsung pada 6-7 Agustus di Mosaic Walk Mal Kota Kasablanka Jakarta ini bertujuan untuk mengenalkan visi, misi, program dari setiap komunitas kanker, support system yang ada di Indonesia, sekaligus mengedukasi masyarakat tentang penanganan pasien kanker.

"Terima kasih kepada Kalbe Farma yang sudah memfasilitasi, karena ini adalah suatu momen yang sangat baik, kita bisa bertemu langsung dengan masyarakat dalam rangka mengedukasi. Karena kita tahu bahwa ada empat strategi dalam penanggulangan kanker,” kata dr. Aldrin.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Linda Agum Gumelar, setuju dengan penjelasan dr. Aldrin. Linda mengatakan, selama pandemi semakin jarang proses deteksi dini bahkan terapi lain untuk para pejuang kanker. Ia pun mengapresiasi diadakannya CCF 2022 oleh Kalbe OneOnco, sebagai momentum yang bisa mengedukasi masyarakat luas tentang kanker.

“Proses pembangunan suatu bangsa itu tidak mungkin hanya dari pemerintah, tapi juga semua masyarakat harus membantu. Peran komunitas ini sangat strategis sebagai jembatan kepada pemerintah dan untuk mendampingi teman-teman. Juga untuk masyarakat yang sehat-sehat saja, melalui upaya preventif yang dilakukan supaya tidak terjadi kanker stadium lanjut,” ungkap Linda.

Peran komunitas kanker 

Ilustrasi pemeriksaan pasien kanker.

Photo :
  • U-Report

Linda menjelaskan, komunitas kanker memiliki peran yang sangat penting, karena mendengarkan langsung masukan dari para penyintas kanker serta masyarakat luas. Selain itu, komunitas kanker juga berusaha membantu pemerintah dengan memberikan informasi, laporan, hingga saran untuk mengeluarkan kebijakan terkait kanker.

Pentingnya peran komunitas kanker di tengah masyarakat menjadi perhatian Kalbe OneOnco dengan mengadakan berbagai aktivitas, mulai dari deteksi dini, edukasi, terapi, hingga pemeriksaan molekular yang berhubungan dengan kanker. Untuk melakukan hal ini, OneOnco menggandeng pihak lain seperti komunitas dan regulator.

“Kami mendorong masyarakat memiliki literasi yang baik terhadap deteksi dini kanker termasuk penanganan pasien kanker. Festival Komunitas Kanker ini merupakan bentuk apreasiasi OneOnco kepada komunitas kanker dan stakeholders atau support system lainnya untuk bisa menjadi teman terdekat pasien kanker, keluarga pasien, termasuk juga masyarakat yang dekat dengan pasien kanker,” jelas Leader OneOnco Kalbe, dr. Selvinna M.Biomed.

Sejumlah komunitas kanker berpartisipasi dalam CCF 2022. Di antaranya, Yayasan Kanker Indonesia, Lovepink, CISC, Yayasan Smartpink Indonesia, Srikandi, Pita Kuning Anak Indonesia, Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia, Love n Healthy, YKPI, dan didukung oleh support system seperti OneOnco, Nutrican, RSK Dharmais, KalGen, KlikDokter, LoveCare, dan lain-lain.

“Kalbe mencoba membangun ekosistem, mulai dari hulunya, yakni pencegahan. Salah satunya, Kalbe menciptakan dalam hal ini OneOnco sebagai solusi untuk Kanker. Solusi ini bukan hanya bicara tentang yang sakit, tapi juga mencegah sakit,“ ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius.

Pada CCF 2022 juga diselenggarakan berbagai diskusi mengenai penanganan kanker dengan banyak tema. Beberapa tema yang dibahas ialah Deteksi Dini Kanker Usus Besar, Deteksi Dini Kanker Payudara, Deteksi Dini Kanker Prostat, Deteksi Dini Kanker Leher Rahim, Nutrisi bagi Pejuang Kanker, Tes Terkini Seputar Kanker, dan masih banyak lagi tema yang bermanfaat bagi masyarakat dan pasien kanker.

“Langkah ini tidak bisa sekali, namun harus terus-menerus. Mudah-mudahan OneOnco ini kita kembangkan terus. Untuk penyakit lain, misalnya diabetes, juga akan dibangun ekosistemnya,” ujar Vidjongtius.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya