Kapan Vaksin Cacar Monyet Disiapkan? Ini Kata Kemenkes

Ilustrasi cacar monyet/monkeypox.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Belasan ribu kasus cacar monyet ditemukan di Amerika Serikat, meski begitu di Indonesia baru dikonfirmasi penemuan satu kasus pertama beberapa waktu lalu. Untuk mencegah meluaskan kasus cacar monyet, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa sedang mempersiapkan vaksin sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Juru Bicara Kemenkes M. Syahril mengatakan bahwa rencana distribusi vaksin cacar monyet masih menunggu sejumlah faktor. Hal ini juga termasuk dari rekomendasi WHO, di mana vaksinasi cacar monyet belum dianjurkan diberi secara massal seperti vaksin COVID-19. 

"Jadi gini, jadi vaksin adalah suatu bagian dari penanggulangan penyakit infeksi, COVID-19 infeksi kan? Polio, tetanus juga dengan vaksin. Ini pun begitu. Nah sementara ini WHO belum memberikan anjuran kepada seluruh negara untuk vaksinasi massal seperti halnya COVID-19," kata Syahril ditemui di kantor PB IDI, Gedung Dr R Soeharto, Jakarta, Selasa 30 Agustus 2022. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Ilustrasi cacar monyet/monkeypox.

Photo :
  • Freepik

Syahril menambahkan bahwa vaksin cacar monyet yang dianjurkan oleh WHO masih sama seperti yang digunakan pada kasus cacar monyet di tahun 1980. Sebab, para pakar menilai vaksin tersebut masih sangat efektif dalam melawan virus penyakit ini.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Vaksin cacar (monyet) yang dulu pernah ada tahun 1980 itu masih dinilai efektif," kata Syahril.

Ada pun Syahril menyebut bahwa negara-negara maju sudah melakukan vaksinasi sendiri karena sudah 40 tahun. Terlebih, saat ini sudah ada dua negara yang melakukan vaksinasi tersebut. Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

"Kita lagi penjajakan. Kalau memang nanti ternyata berkembang kita sudah menyiapkan itu. Tahap persiapannya ada 2 ya, satu harus melalui kajian ITAGI, kita enggak boleh tahu-tahu vaksin. Yang kedua rekomendasi dari BPOM. Ketiga tersedia vaksin," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya