Kemenkes Temukan 91 Kasus Dugaan Hepatitis, Apa Gejalanya?

Ilustrasi sakit kepala/demam.
Sumber :
  • Pexels/Andrea Piacquadio

VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membeberkan kabar terbaru mengenai kasus hepatitis akut misterius yang masih mengintai di tengah pandemi. Pihak Kemenkes menjelaskan bahwa nyaris 100 kasus ditemukan terkait dengan hepatitis akut misterius itu.

4 Penyakit Liver yang Sering Diabaikan, yang Terakhir Perlu Jadi Perhatian

"Ada 91 yang sudah kita lakukan pemeriksaan dan 35 di antaranya probable, 7 pending, dan 49 discarded," ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, dalam konferensi pers virtual, Jumat, 16 September 2022. Scroll untuk berita selengkapnya.

Ilustrasi Hepatitis.

Photo :
  • Pixabay/pexels
Ahli Ingatkan Fatty Liver Bisa Sebabkan Hepatitis, Pengerasan Hati bahkan Kanker

Dari 91 kasus tersebut, dilakukan pemeriksaan melalui tes PCR sehingga ditemukan kembali detail bahwa sebanyak 35 orang diantaranya cenderung mengarah pada dugaan hepatitis akut misterius. Namun pada 49 kasus yang dinyatakan bukan hepatitis akut, memiliki penyakit dengan gejala yang mirip.

"Dengue 17 orang, infeksi bakteri 7 orang, sepsis 6 orang, hepatitis a reaktif 4 orang, dan penyakit lainnya di luar hepatitis akut. Ini semua disingkirkan dari hepatitis yang belum diketahui penyebabnya," jelasnya.

Angka Penyakit Hati Meningkat, Temulawak Bisa Perbaiki Hingga Cegah Kerusakannya

Ada pun gejala pada 35 orang yang kemungkinan mengidap hepatitis akut misterius paling utama adalah demam sebanyak 77 persen. Lalu jaundice atau kuning sebanyak 71, 4 persen, mual 68,6 persen, muntah 60 persen, hingga hilang nafsu makan 51 persen.

Ilustrasi hepatitis B.

Photo :
  • U-Report

"Ini gejala klinis dari 35 kasus probable di Indonesia," tambah Syahril.

Namun secara umum, kasus hepatitis akut misterius di dunia terbanyak pada kelompok usia 0-6 tahun. Untuk jumlah kasus kematiannya yakni 11 pasien atau sebesar 26 persen. Namun untungnya, angka kesembuhan memiliki persentase yang cukup besar.

"Yang sembuh sebanyak 52 persen," tandasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya