Hati-hati, Rutin Makan di Waktu Ini Bisa Terkena Kanker

Ilustrasi sedang makanan.
Sumber :
  • Pexels/Rachel Claire

VIVA Lifestyle – Kanker merupakan istilah umum untuk sejumlah besar penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang tidak normal di berbagai bagian tubuh. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker menjadi penyebab kematian kedua di dunia. 

Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?

Karena itu, penting untuk dicatat bahwa gaya hidup, terutama pola makan, berperan penting dalam hal mengurangi risiko kanker. Namun terlepas dari apa yang kita makan, kapan kita makan juga turut menjadi faktor pemicunya. Para peneliti percaya, hal ini harus dieksplorasi lebih lanjut. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Barcelona Institute for Global Health, waktu makan juga dapat menentukan siapa yang lebih berisiko terkena kanker. 

Biasanya Jadi Panutan, Nikita Willy Kali Ini Dikritik karena Biarkan Anak Makan Sambil Ngantuk

Ditemukan bahwa orang yang secara teratur makan setelah jam 9 malam dan tidak meninggalkan jeda 2 jam setelah makan sebelum tidur, berisiko lebih besar terkena kanker atau tepatnya 25 persen lebih mungkin. 

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Pixabay
Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante

Jam biologis sirkadian menentukan dan mengatur siklus tidur-bangun dan berulang kira-kira setiap 24 jam, yang juga dikenal sebagai ritme sirkadian. Jika jam tubuh berfungsi dengan baik dan bergerak sebagai mana mestinya, pada saat jam 9 atau lebih, tubuh harus bersantai untuk tidur dan tidak menjadi lebih aktif, yang dapat terjadi melalui makan. Ini pada akhirnya dapat menggangu ritme sirkadian dan dapat memengaruhi tidur, rasa lapar dan stres. 

Studi ini mengevaluasi 621 kasus prostat dan 1205 kanker payudara, dengan mengamati 872 laki-laki dan 1.321 subjek perempuan yang tidak pernah bekerja shift malam. Dengan bantuan wawancara dan kuesioner, mereka ditanya tentang waktu makan, tidur, dan kronotipe mereka. 

Orang-orang yang mengatakan bahwa mereka tidur dua jam atau lebih setelah makan malam, memiliki risiko 20 persen lebih rendah dari gabungan kanker payudara dan prostat. Namun, jika digabungkan dengan makan terlambat, risikonya naik hingga 25 persen secara total. 

"Studi kami menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap pola makan diurnal (harian) dikaitkan dengan risiko kanker yang lebih rendah. Temuan ini menekankan pentingnya mengevaluasi waktu dalam studi tentang diet dan kanker," kata Dokter Manolis Kogevinas, penulis utama studi tersebut, dilansir Times of India, Jumat 23 September 2022. 

Ilustrasi tidur.

Photo :
  • Unsplash/Kinga Cichewicz

Sementara penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui mengapa waktu makan memengaruhi risiko kanker. Bukti tertentu menunjukkan, itu bisa terjadi karena pola tidur yang terganggu. 

Peran tidur
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) dari Organisasi Kesehatan Dunia pada 2017 menyimpulkan bahwa kerja shift yang melibatkan gangguan sirkadian, yaitu setiap perubahan pola tidur, kemungkinan besar bersifat karsinogenik bagi manusia, yang berarti bahwa faktor ini berpotensi menyebabkan kanker. 

Seperti yang telah dibahas, jam tubuh mengikuti siklus 24 jam, yang mengontrol kapan kita bangun, nafsu makan, suhu tubuh dan suasana hati kita. Setiap gangguan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker. 

Faktor risiko kanker lain yang perlu diperhatikan
Menurut WHO, penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan polusi udara, merupakan faktor risiko kanker dan penyakit tidak menular lainnya. Infeksi tertentu juga dikatakan dapat meningkatkan risiko kanker. 

"Sekitar 13 persen kanker yang didiagnosis pada 2018 secara global dikaitkan dengan infeksi karsinogenik, termasuk Helicobacter pylori, human papillomavirus (HPV), virus hepatitis B, virus hepatitis C, dan virus Epstein-Barr (2),” kata badan kesehatan global itu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya