Perempuan Lebih Rentan Diintai Bahaya Diabetes, Begini Penjelasan Dokter

Ilustrasi diabetes.
Sumber :
  • Freepik/jcomp

VIVA Lifestyle – Studi pada pasien diabetes di Indonesia menunjukkan bahwa dominan kaum perempuan yang mengalami komplikasi berupa retinopati diabetik. Hal tersebut lantas membuat banyak orang beropini bahwa perempuan lebih rentan diintai bahaya dari penyakit diabetes tersebut. Apa kata dokter?

Bocah 7 Tahun Ditemukan Tewas di Tempat Penyimpanan Dupa, Diduga Dibunuh Tantenya

Studi yang dilakukan di klinik endokrin, RS Cipto Mangunkusumo pada November 2010-Oktober 2011 pada 2302 pasien diabetes. Hasilnya, 1537 pasien wanita dengan median 58 tahun mengalami komplikasi penglihatan akibat diabetes.

"Prevalensi Retinopatik Diabetik (DR) 24,5 persen dan 9,45 persennya dengan Diabetik Makula Edema (DME)," ujarnya Dokter Spesialis Mata Konsultan, Dr. dr. Gitalisa Andayani, Sp.M(K), dalam webinar, Selasa 11 Oktober 2022.

Viral MUA Ceritakan Kisah Pengantin Kesurupan Gegara Tidak Ziarah Kubur Sebelum Nikah

Ilustrasi suntik insulin/diabetes.

Photo :
  • Freepik/jcomp

Menurut dokter Gita, hal yang menarik pada banyak penelitian di RS dan komunitas, subjek memang lebih banyak perempuan. Ternyata, hal itu bukan berarti perempuan lebih rentan tapi dari faktor waktu penelitian di pagi dan siang hari, yang mana kaum perempuan lebih lowong atau tidak bekerja.

Harmoni Energi Sehat Menyuarakan Pesan Kesetaraan dalam Pelayanan Kesehatan

"Kemungkinan pada jam kerja, bapak-bapak sibuk bekerja dan tak banyak yang bisa datang ke RS/klinik. Sehingga subjek lebih banyak perempuan. Sebetulnya risiko DR dan DME sama untuk laki dan perempuan," ujarnya lagi.

Dokter Gita menyebut bahwa ada beberapa penelitian yang melaporkan bahwa perempuan lebih rentan terhadap DR dan DME, namun belum dapat disimpulkan demikian lantaran banyak penelitian lain dengan hasil penelitian berbeda. Namun yang pasti, dokter Gita mengungkap bahwa penyakit tersebut rentan mengintai usia lanjut pada pasien diabetes.

"Mengenai pasien muda, sebenarnya cukup jarang ditemukan, jauh lebih banyak pasien dewasa," bebernya.

Untuk pencegahan DR dan DME, dokter Gita menganjurkan agar pasien diabetes melakukan gaya hidup sehat agar gula darah terkontrol. Serta, jangan lupa konsumsi obat, sesuai instruksi dokter. Tak hanya obat diabetes, seringkali perlu obat antihipertensi dan obat kolesterol. 

"Selain itu, kontrol rutin untuk diabetes setidaknya ke puskesmas, dan periksa mata ke dokter mata minimal 1 kali setiap tahun sekalipun belum ada gejala mata. Kontrol diabetes juga dengan periksa lab atau periksa gula darah sendiri di rumah," tandasnya.

DME (Diabetik Macular Edema) merupakan suatu penyakit berupa penebalan atau edema yang berisi cairan dan konstituen plasma di lapisan outer plexiform retina. Retinopati diabetik (DR) disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah pada jaringan di belakang mata (retina).

Ilustrasi Mata

Photo :
  • pixabay

DR merupakan salah satu komplikasi mikrovaskular diabetes melitus dengan angka prevalensi yang cukup tinggi. DR yang semakin berkembang akan mengakibatkan Diabetik Makular Edema (DME). 

DME memang masih menjadi penyakit yang menjadi beban masyarakat. Secara Global, diprediksi sekitar 93 juta orang terdampak diabetik retinopati dan sekitar 21 juta orang di antaranya menderita DME. Di Indonesia sendiri, diprediksi terdapat sekitar 28,6 juta penderita diabetes. Di antara pasien DM di Indonesia tersebut diprediksi sekitar 5,5 persen akan menderita DME.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya