Lebih dari 130 Anak Indonesia Kena Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Gejala yang Patut Diwaspadai

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/Cottonbro

VIVA Lifestyle – Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberi penjelasan terkait perkembangan kasus anak-anak di Indonesia yang akhir-akhir ini banyak mengidap gagal ginjal akut misterius atau acute kidney injury (AKI). Pada saat konferensi pers virtual, dokter Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) - Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI mengungkapkan bahwa hingga saat ini sudah ada lebih dari 100 anak yang mengidap gagal ginjal akut misterius.

Bagaimana Membedakan Gejala Infeksi dengan Penyakit Biasa pada Anak?

Dokter Eka Laksmi menyampaikan bahwa data itu diperoleh dari laporan bulan Agustus, September, dan Oktober sampai dengan hari ini, Selasa, 11 Oktober 2022. Angka tertinnggi terjadi pada bulan September yakni 71 kasus. Ia berharap, jumlahnya akan semakin menurun.

Gagal ginjal.

Photo :
  • U-Report
Suplemen Jepang Diduga Picu Masalah Ginjal dan Kematian, Telah Dipasarkan ke Sejumlah Negara

"Ada 14 IDAI cabang yang melaporkan kasus ini, tanpa ada penyebab yang jelas dan jumlah ada 131 anak. Agustus 35 kasus, September 71 kasus, dan Oktober sampai tanggal 11 ini ada 9 kasus, dan mudah mudahan ini menurun dan bisa hilang," kata dokter Eka Laksmi, Selasa, 11 Oktobe 2022.

Untuk gejalanya, dokter Eka menyampaikan bahwa anak awalnya mengalami infeksi batuk pilek, kemudian diare, muntah-muntah dan demam. Setelah 3-5 hari mendadak tidak bisa buang air kecil (BAK) atau buang air kecil tapi hanya sedikit. Ia menghimbau kepada orang tua harus mulai waspada ketika anak  mengalami penurunan volume BAK.

5 Tewas dan Lainnya Dilaporkan Gagal Ginjal Diduga Usai Konsumsi Suplemen Buatan Perusahaan Jepang

"Jadi kalau melihat seragam gejala infeksi, bapil (batuk pilek), diare dan muntah dan infeksi itu tidak berat bukan tipikal infeksi yang sebabkan AKI, jadi itulah yang bikin kami heran. Hanya beberapa diare, muntah dan demam kemudian dalam 3 sampai 5 hari mendadak tidak bisa buang air kecil dan hilang sama sekali jadi anak-anak ini tidak buang air kecil atau buang air kecil sangat sedikit," kata dokter Eka.

"Jadi ingin kami sampaikan kewaspadaan kalau ada penurunan jumlah volume BAK, anak-anak perlu diwaspadai," tambahnya.

AKI lebih banyak diidap oleh anak usia balita, ada juga beberapa yang berusia di atas lima tahun. Sekali lagi, dokter Eka menjelaskan bahwa anak harus diperiksa jika mengalami penurunan volume BAK.

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pexels/miroshnichenko

"Anak anak balita terbanyak, dan ada juga usia 8 tahun hanya beberapa (di Jakarta) tapi sebaran di Indonesia, kurang lebih di bawah lima tahun di luar Jakarta ada yang sampai belasan tahun. Semua anak-anak ini mengalami penurunan jumlah BAK dan sama sekali tidak BAK. Atau bila tidak ada itu harus segera diperiksa," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya