Muncul Varian Baru XXB, 9 Ribu Kasus Harian COVID-19 Melonjak di Singapura

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA Lifestyle – Kasus COVID-19 yang sempat melandai, kini terdeteksi melonjak kembali bersamaan dengan munculnya varian baru XXB di Singapura. Bahkan, Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menyebut kemungkinan kasus akan mencapai puncaknya sekitar pertengahan November 2022. 

Prabowo Dapat Ucapan Selamat dari Menlu Singapura Atas Kemenangan di Pilpres 2024

“Ini kemungkinan akan menjadi gelombang pendek dan tajam,” kata Ong, dikutip dari laman Channel News Asia, Senin 17 Oktober 2022. Scroll untuk berita selengkapnya.

Menkes Ong seraya mengatakan bahwa Singapura kemungkinan akan mengalami rata-rata sekitar 15.000 kasus harian. Ia menambahkan, pada hari-hari tertentu mungkin cenderung lebih banyak kasus yang dilaporkan, seperti Selasa, beban kasus bisa mencapai 20.000 atau 25.000.

Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat

"Sekitar pertengahan November, kita akan melihat gelombang mereda," tambahnya.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat
Syahrini dan Reino Barack Manjakan Diri di Hotel Mewah Rp27 Juta per Malam di Singapura

Rawat Inap Meningkat
Kementerian Kesehatan (MOH) mengatakan bahwa dengan menggunakan gelombang BA.5 sebagai indikasi, kasus rawat inap mencapai 800 pada bulan Juli 2022 dan rumah sakit di Singapura, sementara membentang, mampu mengatasinya.

Proporsi kasus dengan jenis XBB, subvarian Omicron, telah meningkat di Singapura selama sebulan terakhir. Meskipun sangat menular, sejauh ini tidak menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian sebelumnya.

Pada 14 Oktober 2022, ada 9.087 kasus COVID-19 baru yang dilaporkan di Singapura dan sembilan berada di ICU. Sebanyak 562 pasien dirawat di rumah sakit, dengan 44 membutuhkan oksigen. Rasio infeksi minggu ke minggu adalah 1,64.

"Kami masih melihat kasus meningkat, tetapi sudah mulai menurun yang berarti kasus tidak bertambah," jelasnya.

ilustrasi masker mencegah penularan influenza dan COVID-19

Photo :
  • Pixabay

Di Singapura, XBB sekarang menjadi subvarian utama, terhitung 54 persen dari kasus lokal dari 3 hingga 9 Oktober. Ini pertama kali terdeteksi pada Agustus 2022 di India dan sejak itu terdeteksi di lebih dari 17 negara, termasuk Australia, Bangladesh, Denmark, Jepang dan AS, kata Depkes.

Gelombang saat ini sebagian besar didorong oleh strain XBB, dan infeksi ulang juga berkontribusi pada gelombang kasus. Dalam tiga minggu, XBB ‘mengungguli’ subvarian Omicron lainnya," kata Ong.

"Karena 75 persen dari populasi kita telah terinfeksi, maka setiap gelombang baru pastilah merupakan infeksi ulang, yang disumbangkan oleh infeksi. Itu yang kita lihat sekarang," katanya lagi.

Proporsi infeksi ulang di antara total kasus COVID-19 di Singapura telah meningkat selama sebulan terakhir, dengan infeksi ulang saat ini mencapai sekitar 17 persen dari total kasus baru.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Mr Ong menjelaskan bahwa sementara orang mungkin terinfeksi kembali segera setelah satu serangan COVID-19, itu jarang terjadi. Peluang terkena COVID-19 lagi selama satu hingga tiga bulan setelah satu infeksi jauh lebih rendah daripada jika seseorang tidak pernah terkena penyakit tersebut. Tapi resistensi ini memudar dari waktu ke waktu.

"Orang yang terinfeksi Oktober lalu atau sebelumnya ... risiko Anda terinfeksi hampir sama dengan orang yang negatif COVID. Jadi itulah yang juga mendorong infeksi," bebernya.

Direktur Pelayanan Medis Kenneth Mak mengatakan, meski jumlah kasus virus corona meningkat, jumlah kasus parah dan rawat inap tidak sebanyak gelombang sebelumnya. Ada tempat tidur ICU yang cukup untuk pasien COVID-19 dan non COVID-19, dan ada sedikit lebih dari 50 tempat tidur ICU dewasa untuk kasus COVID-19.

Depkes mengatakan bahwa dalam menanggapi lonjakan selama dua minggu terakhir, rumah sakit umum telah dengan cepat mengaktifkan berbagai tindakan untuk mengoperasikan sekitar 200 lebih banyak tempat tidur untuk pasien COVID-19.

Ilustrasi obat COVID-19.

Photo :
  • Pixabay

Ini termasuk menunda penerimaan yang tidak mendesak, memulangkan pasien yang stabil ke rumah atau ke panti jompo dan memindahkan pasien yang pulih ke fasilitas perawatan transisi dan rumah sakit komunitas.

"Jumlah kasus COVID di ICU kami perlahan-lahan meningkat seiring, karena kasus komunitas meningkat, meskipun pada penularan yang lebih rendah," katanya.

Dalam dua minggu mendatang, rumah sakit umum akan meningkatkan kapasitas tempat tidur untuk pasien COVID-19, dan ini dilakukan secara bertahap hingga 800 tempat tidur pada awal November 2022. Dr Mak menambahkan bahwa anggota masyarakat didorong pergi ke unit gawat darurat hanya untuk kondisi darurat.

"Pada saat ini, kami masih dapat menangani peningkatan kehadiran yang kami lihat di unit gawat darurat. Namun kami sadar bahwa kami perlu terus mempertahankan kapasitas itu," kata Dr Mak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya