IDAI Ungkap Sulit Tangani Cuci Darah pada Anak Gangguan Ginjal Akut Misterius

Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Ilustrasi dokter/rumah sakit.
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menuturkan agar orangtua bisa mengenali gejala gangguan ginjal akut misterius sejak dini. Hal ini untuk menghindari dampak komplikasi penanganan cuci darah yang cukup sulit ditangani pada anak.

"Karena dialisis ini pada anak kecil maka tidak semua fasyankes bisa lakukan. Mesin dialisis banyak tapi kebanyakan kasus pada lansia," ujar dokter Eka, dalam konferensi pers daring, Selasa 18 Oktober 2022. Scroll untuk info selengkapnya.

Dokter Eka mengatakan bahwa sebenarnya penanganan cuci darah pada kasus gangguan ginjal akut misterius akan dilakukan bila sudah di tahap stadium 3. Menurutnya, gangguan ginjal akut yang masih di tahap awal masih bisa diatasi dengan pengobatan tanpa cuci darah. Salah satu cara mengenalinya dengan frekuensi buang air kecil pada anak.

"Kita ingin pasien sedini mungkin datang ke RS jika pasien alami penurunan jumlah urine, dalam 6 jam saja, atau tidak ada urine sama sekali, maka segera ke RS. Di RS akan memeriksa parameter fungsi ginjal," tuturnya.

Ilustrasi urine

Ilustrasi urine

Photo :
  • Pixabay/ frolicsomepl

Fungsi ginjal sendiri, kata dia, paling utama mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh, khususnya protein. Maka ketika fungsi ginjal mengalami gangguan, ureum dan kreatinin akan meningkat. Kedua jenis zat itu adalah 'sampah' yang seharusnya dikeluarkan dari tubuh.

"Kalau memang dia terganggu sampai stadium 3, peningkatannya (ureum dan kreatinin) sangat tinggi, artinya sampah-sampah tidak bisa dikeluarkan maka harus lakukan cuci darah atau dialisis. Kesulitannya dilakukan pada anak-anak kecil," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title