Target Stunting 14 Persen di 2024, Daerah Ini Masih 28 Persen

Ilustrasi bayi menangis.
Sumber :
  • Pixabay/ joffi

VIVA Lifestyle – Pemberian Air Susu Ibu (ASI) di 1000 Hari Pertama Kehidupan si kecil, sangatlah penting. Beberapa manfaat ASI di antaranya, sebagai antibodi bayi, penting untuk tulang, mengurangi risiko sindrom kematian mendadak, mencerdaskan bayi dan membangun ikatan yang kuat antara ibu dan bayi. 

Anutusias Punya Anak Perempuan, Alyssa Soebandono Sampai Lakukan Hal Ini

Tidak hanya itu, pemberian ASI juga dapat mencegah bayi terkena stunting, yang diartikan sebagai perawakan pendek karena kurang gizi menahun atau mal nutrisi kronik yang mengakibatkan pertumbuhan bayi menjadi terhambat, sehingga menjadi kerdil atau pendek. Scroll untuk informasi selengkapnya.

Dampak stunting juga tidak main-main. Selain menghambat pertumbuhan, stunting juga menimbulkan masalah kognitif yang mengakibatkan kemampuan otak anak menjadi menurun. Stunting, juga bisa mengakibatkan anak jadi mudah terserang penyakit di usia muda. 

Skenario Tante Bunuh Keponakan di Tangerang, Ambil Perhiasan Korban Biar Dikira Kasus Pencurian

Namu sayangnya, stunting masih menjadi permasalahan pelik negeri ini. Pemerintah sendiri menargetkan untuk menurunkan angka stunting menjadi 14 persen di tahun 2024. Sedangkan menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka prevalensi stunting di tahun 2021 masih sebesar 24,4 persen. Hal itu berarti, Indonesia masih harus menurunkan 10,4 persen dalam 2 tahun ke depan.

Gerakan Nasional Indonesia Bebas Stunting 2030

Photo :
  • istimewa
Terungkap, Arti Nama Anak Perempuan Dude Harlino dan Alyssa Soebandono

Salah satu daerah yang masih memiliki prevalensi tinggi terkait stunting adalah Kabupaten Brebes di Jawa Tengah yang mencapai 28 persen. Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut, digelarlah program Edukasi dan Pemberian ASI Eksklusif di 1.000 Hari Pertama Kehidupan bagi ibu hamil dan ibu menyusui di Kabupaten Brebes. 

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa Presiden RI Joko Widodo meminta agar para ibu muda mendapat perhatian lebih dari pemerintah karena masih dalam usia produktif. Melalui program edukasi cegah stunting ini diharapkan akan menambah wawasan ibu hamil. 

"Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi, bergotong royong untuk penanganan stunting, termasuk Dexa Group yang telah mengumpulkan dan mengedukasi ibu hamil, ibu menyusui dan bidan yang menjadi target sasaran program ini," ujar dr Hasto saat sesi edukasi berlangsung, yang digelar Dexa Group dan BKKBN, Sabtu 22 Oktober 2022. 

Menurut dokter Hasto, agar anak-anak tidak stunting, ibu-ibu harus memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan penuh.

"Kalau kurang lancar, ada produk dari Dexa Medica yang terbuat dari daun katuk, torbangun dan ikan gabus,” sambungnya. 

Ilustrasi stunting

Photo :
  • Direktorat P2PTM Kemenkes

Dalam kesempatan yang sama, Anggota DPR RI Dapil IX Harris Turino Kurniawan mengapresiasi kolaborasi BKKBN dan Dexa Group untuk menangani permasalahan stunting yang menjadi isu nasional. 

Edukasi pencegahan stunting di Kabupaten Brebes dinilai tepat, karena prevalensi stunting masih di angka 28 persen, yang berarti dua kali lipat dari target 14 persen di 2024.

“Apresiasi luar biasa untuk BKKBN dalam mengurusi stunting karena BKKBN adalah leading sector penanganan stunting. Tapi tidak mungkin BKKBN bekerja sendiri, perlu melibatkan semua stakeholder untuk kolaborasi termasuk dengan perusahaan swasta yang punya kepedulian luar biasa terhadap pencegahan stunting. Stunting adalah urusan nasional Indonesia,” kata Harris.

Selain Anggota DPR RI Dapil IX Harris Turino Kurniawan, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Jawa Tengah, Yunita Dyah Suminar, Bupati Brebes Hj. Idza Priyanti, Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto, dan Koordinator Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Kabupaten Brebes, dr. Sigit Laksmana, juga turut hadir di acara tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya