Pertemuan Menkes Negara G20 di Bali Hasilkan 5 Kesepakatan

Pertemuan para Menteri Kesehatan di G20
Sumber :

VIVA Lifestyle – Pertemuan kedua Menteri Kesehatan negara anggota G20 digelar di Bali pada 26-28 Oktober 2022.  Pertemuan tersebut menghasilkan 5 keputusan yang akan disampaikan pada pertemuan puncak KTT G20.

Bule Jerman Serang Penjaga Vila di Bali Usai Ditagih Nunggak Sewa 4 Bulan

Keputusan itu untuk mengambil langkah dalam upaya pencegahan, persiapan, dan respons menghadapi kemungkinan krisis kesehatan di masa mendatang. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Peserta pertemuan yang hadir  sejumlah 190 orang. Para delegasi berasal dari negara anggota G20 dan negara maju lainnya seperti Singapura, Uni Emirates Arab, Swiss, Belanda, dan perwakilan dari beberapa negara mewakili regional seperti ASEAN, Pacific Island Forum, African Union, Caribbean Community, dan NEPAD.

Aniaya Pecalang di Bali, Polisi Tangkap Dua Bule Amerika

Diundang juga organisasi internasional terkait seperti WHO, World Bank, GAVI, CEPI, Global Fund, OECD dan lainnya untuk memberikan masukan atau pengayaan terhadap isu prioritas G20 di bidang Kesehatan.

Lima keputusan yang dihasilkan antara lain, penguatan dukungan atas pendirian Financial Intermediary Fund (FIF) atau Dana Perantara Keuangan. Pada 1 Juli 2022, Dewan Direksi Bank Dunia menyetujui pembentukan FIF, yang telah resmi beroperasi sejak September 2022.

Soal Cincin di Jari Manis dan Dilamar di Bali, Ini Kata Syifa Hadju

"Pembentukan FIF adalah salah satu terobosan bersejarah Presidensi G20 Indonesia bidang kesehatan," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Budi menambahkan, FIF akan bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas global untuk pencegahan, persiapan dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang.

"Sebagai contoh dana ini dapat digunakan untuk riset dan produksi vaksin dan obat serta perlengkapan kesehatan," ujarnya.

Kedua, adanya arahan terhadap struktur mobilisasi sumber daya esensial kesehatan. Ketiga, penguatan surveillance, termasuk genomic surveillance, serta memberikan arahan untuk platform kerja sama berbagi data patogen untuk kesiapsiagaan dan penanganan pendemik yang lebih baik.

Keempat, penguatan dukungan adanya platform bersama dalam menghubungkan berbagai sistem digital sertifikasi dokumen kesehatan, termasuk vaksin dan hasil diagnostik guna memfasilitasi pergerakan orang dan barang.

"Hal ini diharapkan dapat mendorong pulihnya situasi ekonomi dan sosial di berbagai sektor," ucap Menkes Budi.

Kelima, memperluas pusat penelitian dan manufaktur global. Perluasan ini diharapkan dapat membuat negara-negara khususnya negara low middle income memilki akses yang lebih baik terhadap vaksinasi, pengobatan, dan diagnostik.

Pada pertemuan kedua HMM ini, diharapkan diikuti keberhasilan Indonesia dan negara G20 di bidang kesehatan dalam hal penguatan arsitektur kesehatan untuk penguatan kesiapsiagaan serta respons pandemi yang lebih baik.

Sementara itu, disinggung tentang Penyakit Ginjal akut yang terjadi pada anak, Menkes mengatakan, gagal ginjal yang terjadi pada anak bukan penyakit menular. Menkes menambahkan, obat untuk gagal ginjal anak sudah ditemukan dan sudah di test.

Dari 10 orang anak yang menderita dan di rawat di RSCM 7 dari anak itu sembuh total dan 3 anak lainnya dengan kondisi tidak memburuk.

"Penyakit ini memburuknya cepat sekali, di hari ke-5 dia kena, memburuk dan akhirnya meninggal, tetapi kita pastikan bahwa obatnya itu ada," kata Budi.

Saat ini kata Budi, Indonesia telah mendapatkan bantuan obat dari Singapura sebanyak 30 antidotum, Australia 16 antidotum secara gratis.

"Dan sekarang kita bekerja sama dengan Jepang. Semoga mendapat 100-200," ucapnya.

Sementara itu, sejak peredaran obat sirup dihentikan, kata Budi, bisa menurunkan insiden yang masuk. "Cipto yang biasa banyak pasien masuk sekarang tidak ada lagi," ujarnya..

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya