Waspada, Kasus COVID-19 Mulai Naik Sejak Muncul Varian XBB

- Pixabay/Tumisu
VIVA Lifestyle – COVID-19 varian XBB atau BA.2.10 merupakan evolusi dari strain subvarian BA.2 omicron. Varian ini disebut sebagai yang terbaru dari serangkaian varian yang telah muncul di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, tak terkecuali di Indonesia.
Omicron varian XBB pertama kali ditemukan pada Agustus 2022 di India dan dilaporkan telah menyebar ke 28 negara di penjuru dunia. Penyebaran dan sifat penularannya yang cepat membuat sebagian besar masyarakat dunia diselimuti kekhawatiran besar akan terulangnya kasus pandemik COVID-19 dua setengah tahun silam. Scroll untuk simak artikel selanjutnya.
Namun begitu, lonjakan kasus varian XBB tidak diiringi dengan peningkatan kematian dan kenaikan jumlah perawatan di rumah sakit. Menurut para ahli medis, subvarian Omicron BA.2.10 memiliki gejala-gejala yang cenderung ringan. Antara lain batuk, pilek, demam, sakit kepala, nyeri tulang, serta kehilangan penciuman pada sejumlah pasien.
Ilustrasi sakit/demam.
- Pexels/Andrea Piacquadio
Di Indonesia, seperti disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, kasus pertama XBB ditemukan pada akhir September. Dan sampai 4 November kemarin, menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Muhammad Syahril ada 12 kasus XBB terlapor, dimana dua kasus berasal dari perjalanan luar negeri, sementara 10 kasus merupakan transmisi lokal.
Jubir Kemenkes Syahril juga menyebutkan, seiring dengan hadirnya varian XBB, terjadi kenaikan COVID-19 di 30 provinsi di Indonesia dalam kurun waktu satu minggu terakhir. Pada level nasional, terjadi peningkatan sekitar 4.700 – 4.900 kasus selama empat hari terakhir. Trend kenaikan kasus disinyalir terjadi seiring dengan ditemukannya varian XBB di Indonesia.
“Kenaikan kasus ini memang masih dalam batas-batas yang tidak signifikan atau terlalu tinggi dibanding dengan ketika ada subomicron BA 4 maupun BA 5 yang lalu,” ujar dr. Syahril dalam keterangan persnya.