Survei Ungkap Kebiasaan Ini Picu Kegemukan Hingga Stres, Buruan Dicegah!

Hamburger, obesitas, kegemukan, kekenyangan
Sumber :
  • pixabay/ jeonomias

VIVA Lifestyle – Survei terbaru menemukan bahwa masyarakat kerap menjalani sejumlah kebiasaan tidak sehat yang memicu penurunan stamina. Rupanya kebiasaan tersebut cenderung hal-hal sederhana yang dilakukan tanpa sadar oleh masyarakat sehingga berdampak buruk dalam kesehatan jangka panjang. 

Perusahaan nutrisi global terkemuka, Herbalife Nutrition kembali merilis temuan ‘Asia Pacific Personal Habits Survey’. Ditemukan bahwa stamina atau tingkat kebugaran yang buruk, kenaikan berat badan, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah dampak negatif paling umum yang dihasilkan dari kebiasaan gaya hidup tidak sehat selama dua tahun terakhir. Scroll untuk info lengkapnya.

Di antara mereka yang mengungkapkan kenaikan berat badan berlebih, lebih dari setengahnya atau 50 persen mengalami kenaikan 3 hingga 5 kilogram, sementara 18 persen lainnya meningkat 6 hingga 10 kilogram, sebagian besar dikaitkan pola makan hingga stres.

Di sisi lain, survei itu juga mengungkapkan bahwa mayoritas konsumen di Indonesia berkeinginan untuk meninggalkan kebiasaan gaya hidup tidak sehat yang dilakukan selama pandemi. Adapun tiga kebiasaan tidak sehat yang direncakan untuk mulai ditinggalkan dalam 12 bulan ke depan adalah makan-makanan dengan nutrisi yang tidak seimbang (62 persen), tidak berolahraga secara teratur (59 persen), dan kurangnya waktu tidur (53 persen).

Ilustrasi insomnia.

Photo :
  • U-Report

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa banyak masyarakat menjalani pola hidup kurang baik mulai dari mengonsumsi terlalu banyak makanan tidak sehat (64 persen), makan berlebihan karena stres (62 persen), tidak berolahraga atau kurang aktif (47 persen), dan tidak cukup tidur (26 persen).

"Guna menginspirasi kembali perubahan gaya hidup yang lebih positif, kami mengembangkan inisiatif dengan fokus melalui pengetahuan tentang nutrisi yang sehat dan kebiasaan berolahraga, untuk membantu masyarakat dalam upaya memenuhi kesehatan dan kesejahteraan untuk jangka panjang," ujar Senior Director dan General Manager, Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi, dalam keterangan persnya.

Senior Director dan General Manager, Herbalife Nutrition Indonesia Andam Dewi turut mengatakan kebiasaan tidak sehat ini nantinya dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius. Tetapi kebiasaan ini dapat diubah sedikit demi sedikit melalui tekad, motivasi, dan dukungan dari orang-orang yang berpikiran sama, dengan cara mulai mengubah kebiasaan tidak sehat ke arah gaya hidup aktif dan sehat.

"Kami juga melakukan berbagai kampanye edukasi gaya hidup sehat yang selaras dengan misi perusahaan. Pada bulan ini, kami akan mengadakan Virtual Run tahunan serentak di seluruh Asia Pasifik, untuk membantu orang-orang mulai bergerak dan menerapakan kembali gaya hidup aktif yang sehat," imbuh Andam.

Ada pun, Herbalife Nutrition’s Asia Pacific Personal Habits Survey dilakukan pada Agustus 2022, dan mensurvei 5.500 konsumen berusia 18 tahun ke atas di Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. 

Ilustrasi olahraga lari.

Photo :
  • Freepik/master1305

Survei ini bertujuan untuk mengungkap perubahan perilaku gaya hidup konsumen sejak awal pandemi, serta arah perubahan ke arah hidup sehat dan aktif yang mereka rencanakan dalam 12 bulan ke depan. Berikut deret perubahan kebiasaan gaya hidup tersebut.

Pola makan
Secara keseluruhan, tujuh dari 10 konsumen di Indonesia (73 persen) memiliki kebiasaan pola makan yang tidak sehat selama pandemi, seperti tingginya intensitas mengonsumsi camilan menduduki posisi teratas dari daftar kebiasaan makan yang buruk.

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa segmen Gen Z dan milenial lebih cenderung memiliki kebiasaan pola makan yang tidak sehat dibandingkan dengan generasi yang lebih tua seperti Gen X dan boomer (79 vs 59 persen). 

Olahraga
Ada perubahan aktivitas yang nyata pada konsumen di Indonesia, karena sekitar sepertiga (30 persen) responden berolahraga lebih banyak sementara hampir setengah (46 persen) mengakui bahwa mereka telah berhenti atau menjadi kurang aktif berolahraga.

Jadi Gampang Sakit, Benarkah Stres Mempengaruhi Sistem Imun?

Alasan utama konsumen kurang berolahraga atau tidak sama sekali selama pandemi adalah tidak memiliki ruang di rumah untuk berolahraga dan mereka merasa tidak termotivasi karena disibukkan dengan banyaknya kekhawatiran atau kecemasan yang timbul dari pandemi.

Pola Tidur
Rata-rata, lebih dari setengah responden di Indonesia mengatakan tidur mereka terpengaruh, seperti pola tidur yang tidak teratur atau sulit tidur serta stres menjadi alasan utama yang memengaruhi pola tidur. Dibandingkan dengan generasi yang lebih tua, lebih banyak Gen Z dan milenial yang mengalami perubahan negatif dalam kebiasaan pola tidur.  

FOBI Gelar Kejuaraan Dunia Bertajuk Piala Presiden, 10 Negara Tampil

Ilustrasi tidur

Photo :
  • pixabay.com

Pentingnya Kelompok Pendukung dalam Membangun Kebiasaan Sehat
Dengan dampak dari kebiasaan tidak sehat yang sangat dirasakan oleh konsumen di Indonesia, maka tekad pun dibentuk untuk mengubah gaya hidup lebih positif. Tidak mengherankan jika sembilan dari 10 responden berniat memulai perubahan gaya hidup lebih sehat dalam 12 bulan ke depan, dengan fokus pada peningkatan kesehatan fisik dan mental. 

Selebgram Meli Joker Bunuh Diri, Pemuda Indonesia Disebut Rentan Alami Gangguan Mental

Langkah yang akan diambil untuk meningkatkan kebiasaan gaya hidup antara lain mengonsumsi makanan yang lebih bernutrisi (66 persen), memulai jadwal tidur yang teratur (61 persen), memulai kembali untuk berolahraga (60 persen), menjadi lebih aktif (56 persen), mencari cara untuk menghilangkan stres (48 persen), dan mengonsumsi suplemen nutrisi (39 persen).

Untuk membangun perubahan kabiasaan yang baik, 74 persen responden di Indonesia menyadari pentingnya kelompok pendukung dalam mencapai tujuan mereka. Sedangkan di antara Gen Z atau milenial, 60 persen merasa kelompok pendukung sangat penting dalam membantu mereka mencapai perubahan gaya hidup yang positif. 

Salah satu yang juga bisa dicoba melalui gelaran virtual run. Herbalife Nutrition Virtual Run 2022 adalah acara puncak dari kampanye Get Moving with Good Nutrition perusahaan, sebuah inisiatif tahunan untuk membantu konsumen Asia Pasifik mengadopsi kebiasaan hidup aktif yang sehat, dan membangun komunitas yang saling mendukung untuk mencapai tujuan kesehatan dan kebugaran mereka.  

Diselenggarakan di tahun ketiganya, Virtual Run 2022 akan berlangsung serentak di Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Makau, Malaysia, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam dari tanggal 1 hingga 30 November. Dengan diperkenalkannya aplikasi seluler ‘Herbalife Nutrition VirtualRun’, tantangan lari tahun ini akan lebih interaktif, dengan progres pelacakan yang lebih akurat. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya